Mohon tunggu...
ambar tripratiwi
ambar tripratiwi Mohon Tunggu... -

namaku ambar tripratiwi, panggil saja ambar. saya bingung, jadi begini saja lah. eheh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ujian Naisonal= Irasional

9 Mei 2013   20:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:50 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi para siswa mendengar kata UN (Ujian Nasional) seperti melihat sesuatu yang menakutkan. Dan beranggapan bahwa hidup dan mati mereka ada di tangan UN. UN seolah menjadi virus mematikan bagi banyak siswa. Karena siswa takut tidak lulus dalam UN dan beranggapan masa depan mereka ada di tangan UN.  Sejak kehadiran UN banyak sekali kontroversi yang muncul, dan banyak orang menganggap UN hanya sebuah program yang tidak efktif.

Kehadiran UN yang bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa, nyatanya malah memberikan ketegangan masal yang luar biasa. Ini membuktikan bahwa adanya ketidak siapan lembaga pendidikan.

Adanya pendidikan harusnya dapat mengajarkan anak agar berpikir secara rasional. Namun nyatanya kehadiran UN menyebabkan timbulnya kejadian-kejadian yang bisa dikatakan tidak rasional. Para guru atau orang tua malah menjerumuskan anaknya pada jurang yang rasional. dengan berbagai cara merka lakukan mulai dari ziarah ke makam keramat, ritual cuci kaki ibu kemudian meminum air uciannya, pergi ke dukun untuk mencari jimat dan menjampe-jampe pensil.

Seperti adanya tekanan dari atas menngenai tingkat pendidikan. Di daerah-daerah gencar untuk menampilkan atau memberikan kesan yang baik dalam hal pendidikan. Mereka yang tertinggal berusaha untuk menyamakan kedudukan dengan sekolah yang unggulan. Dengan berbaga cara dilakukan agar dapat menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Ada yang bebrbuat curang memberikan kunci jawaban secara langsung kepada siswanya. Dengan hadirnya UN siswa malah diajarkan hal-hla yang negatif. Bahkan ada yanag menjadikan UN sebagai lapangan pekerjaan dengan memperjualbelikan jawaban.

Semua proses belajar siswa selama bertahun-tahun nyatanya tidak di hargai. Yang dihitung hanyalah hasil akhir dari apa yang telah mereka pelajari. Padahal yang penting adalah proses yang dilakukan siswa. Dalam proses yang telah dilakukan mereka dapat belajar banyak hal. Pengalaman dalam proses yang dilakukan juga bisa sebagai kegiatan belajar.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun