Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tempat Saya Samedi: Candi Ijo

3 Oktober 2022   15:25 Diperbarui: 3 Oktober 2022   15:28 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan utama Candi Ijo (dokumentasi pribadi penulis)

Pada postingan hari Sabtu kemarin, saya bercerita soal tips bepergian menggunakan transportasi publik. Saya juga sempat menceritakan mengenai tempat 'samedi' saya yang berada di Candi Ijo. Nah, seperti apa sih rupanya Candi Ijo ini? Apakah warnanya hijau? Mengapa bisa saya katakan sebagai tempat saya 'samedi'? Saya akan kupas disini. 

Candi Ijo terletak di Sambirejo, Prambanan, Sleman. Candi ini disebut Candi Ijo karena letaknya ada di perbukitan yang orang zaman dahulu sebut dengan 'Gumuk Ijo'. Candi ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Medang yang diperkirakan dibangun pada abad ke-10 sampai ke-11 Masehi. Candi Ijo ini merupakan candi tertinggi di Yogyakarta dengan ketinggian 375mdpl. Apabila anda berniat untuk pergi ke Candi Ijo, pastikan rem kendaraan anda dalam kondisi paripurna, karena tanjakan di kawasan ini sangat curam dan panjang. Namun pemandangan yang anda dapatkan setelah sampai di atas sangat indah dan asri. Hamparan rumput hijau begitu menyegarkan mata, dan angin sepoi-sepoi yang menyambut, pasti akan membuat anda rileks.

Kompleks candi ini berbentuk undak-undakan, ada tiga candi perwara yang akan menyambut anda, dan bangunan utama di tengahnya. Sebenarnya masih ada beberapa bangunan candi yang belum selesai dipugar, ada beberapa kawasan ekskavasi masih bisa terlihat di kompleks ini. Disebutkan bahwa, bangunan Candi Ijo ini cukup luas ke arah timur mengikuti kontur bukit. Ada 11 candi pada kompleks ini, dari pintu masuk anda bisa menuju ke kiri (ke kawasan yang belum selesai ekskavasi) dan ke kanan (ke kawasan utama), namun saya biasa naik ke bangunan utamanya. Saya biasa duduk-duduk di pinggir undakan paling atas, sambil melamun, atau kadang mencoba sketching candi utama dengan skill saya yang pas-pasan. Adapun tiket masuk Candi Ijo adalah seharga Rp. 7.500 saja. Saya sangat menyarankan anda untuk mengunjungi Candi Ijo setelah jam 3 siang, ketika matahari sudah mulai turun. Meskipun Candi Ijo hanya beroperasi sampai jam 5 sore saja, anda masih bisa menikmati sunset dengan mengunjungi warung di seberang candi.

Dua dari tiga candi perwara (dokumentasi pribadi penulis)
Dua dari tiga candi perwara (dokumentasi pribadi penulis)

Pertanyaannya, mengapa saya sangat suka ke Candi Ijo ini, padahal jaraknya cukup jauh dari rumah saya dan harus melalui jalan yang curam? Saya pribadi sebenarnya memang menyukai tempat-tempat tinggi, saya menyukai pegunungan lebih dari pantai. Jalanan menuju Candi Ijo--apabila saya memutuskan untuk lewat Piyungan--akan melewati persawahan yang membentang. Ketika saya sedang cukup 'berani' untuk pergi sejak siang hari, di mana matahari begitu terik di atas kepala, saya juga bisa melihat langit yang biru, begitu kontras dengan persawahan yang hijau. Candi Ijo ini juga sepi, apabila dibandingkan dengan Ratu Boko dan Prambanan, tentu saja dengan tiket yang lebih terjangkau pula. Candi Ijo juga menyuguhkan pemandangan yang indah, dan jalur yang masih bisa dijangkau dengan kendaraan. Apabila dibandingkan dengan Candi Abang yang sama-sama berada di tempat tinggi dan bahkan masuknya pun tidak dipungut biaya, medan untuk mendaki Candi Abang begitu ekstrim. Ya, saya bilang mendaki, karena memang anda harus mendaki.

Kegiatan apa saja yang bisa anda lakukan di Candi Ijo?

Well, apabila anda sendiri (seperti saya), anda bisa melamun saja, sketching, menulis, hunting foto-foto candi dengan latar matahari yang menyingsing, atau bahkan membaca buku.

Apabila anda bersama pasangan, anda bisa hunting foto, piknik, atau main kartu. Anda juga bisa membaca buku, menulis dan 'deep talk' mungkin?

Apabila anda bersama small circle, atau dengan keluarga, anda bisa piknik, hunting foto dan bercengkrama. Di bagian belakang candi, ada lapangan rumput yang cukup luas, menurut saya cukup children friendly bagi anda yang membawa balita, namun tentu saja dengan pengawasan.

Anda juga bisa berkeliling dan masuk ke bagian candi untuk membangkitkan imajinasi mengenai kehidupan Nusantara pada masa kerajaan Hindu Buddha. Tentu akan lebih bermakna apabila anda mendapatkan pengetahuan baru mengenai peninggalan Kerajaan Medang pada masa Mataram, sepulang dari Candi Ijo.

Sampai jumpa di plesiran selanjutnya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun