Sebelumnya, saya sudah beberkan hal ini dalam artikel yang berjudul "Menyigi Fenomena Krisis Sumber Daya di Tengah Kelimpahan Sumber Mata Air di Kampung." Kurang lebih durasinya satu tahun yang lalu. Kalau memang belum pernah dinyimak, silahkan untuk disimak dulu.
Akan tetapi sampai dengan hari ini pun realitas serupa masih terus-terusan terjadi bahkan semakin menjadi-jadi. Kali ini ritmenya benar-benar tragis bahkan tak sampai hati untuk dirasakannya. Yakni, bagaimana mungkin warga rela antrian sepanjang hari bahkan rela bawa dengan tikar dan selimut ke tempat mata air sekedar untuk menunggu semua peralatan penampung air terisi penuh.
Realitas pahit ini sampai dengan saat ini masih saja dialami oleh hampir sebagian besar warga masyarakat di kabupaten Manggarai Timur, terutama warga masyarakat yang bermukim di sekitaran kecamatan Lambaleda dan Elar seluruhnya. Setiap hari mereka berbondong-bondong saling rebutan sekedar memastikan semua wadah yang mereka bawakan terisi.
Terlihat seolah-olah tidak ada aktivitas lain selain antrian di bak penampung dengan debit air yang sangat berkurang. Bisa dibayangkan coba. Sekedar untuk memenuhi kebutuhan minum, mandi dan mencuci saja sangat sulit, apa kabar dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok yang lainnya.
Berdasarkan data statistic terkait angka indeks pembangunan manusia provinsi NTT khususnya untuk Manggarai Timur sendiri berada di kategori sedang dan berada di ranking 19 dari 22 kabupaten yang ada (BPS). Terpaut 3 kolom lagi untuk berada di posisi terendah.
IPM tersebut jelas sekali selaras dengan keadaan yang terjadi di lapangan yang mana, sebagian besar pembangunan infrastruktur mulai dari jalan raya, jaringan internet, listirk hingga air bersih terlihat masih carut marut dan kocar kacir.
Sudah sekian periode sejak dari pendiriannya sampai dengan saat ini, Manggarai Timur masih sangat terbelakang dalam hal infrastruktur fisik, belum termasuk problem-problem lainnya seperti stanting, SDM masyarakat dan lain sebagainya.
Bila merujuk pada data statistic yang ada serta realitas infrastruktur yang terjadi di lapangan, sudah semestinya pemerintah harus segera mengambil langkah yang lebih strategis dan serius. Apalah artinya bila dari tahun ke tahun Manggarai Timur masih menjadi kabupaten dengan indeks perkembangan yang sangat rendah.