“Pekan Peduli Orangutan” atau “Orangutan Caring Week” tahun ini diperingati pada tanggal 13–19 November 2022. Mengusung tema “Orangutan Superheroes Don’t Wear Capes” peringatan ini didedikasikan untuk para pahlawan di balik usaha konservasi Orangutan.
Tidak hanya sekedar tahu, penyelamatan Orangutan perlu kepedulian dan aksi nyata
Sebelumnya, perayaan ini disebut dengan “Orangutan Awareness Week”, atau “Pekan Penyadartahuan Orangutan”. Namun, ilmu tanpa aksi nyata adalah ilmu yang sia-sia, dan disadari bahwa perlu lebih dari sekedar tahu untuk penyelamatan Orangutan.
Maka untuk meningkatkan keterlibatan publik dalam usaha konservasi Orangutan, kata awareness atau penyadartahuan diganti menjadi caring atau peduli, dengan harapan bahwa publik akan dapat lebih peduli dengan Orangutan, dan dari kepedulian tersebut akan berlanjut menjadi keberanian untuk beraksi dan memberikan kontribusi nyata untuk konservasi Orangutan.
Menurut situs orangutancaringweek.org , tema “Orangutan Caring Week” tahun ini adalah “Orangutan Superheroes Don’t Wear Capes”. Superhero atau pahlawan super biasanya digambarkan dalam film atau cerita fiksi dengan penampilan yang ‘wah’, memakai topeng, jubah serta memiliki kekuatan khusus.
Namun, sejatinya manusia biasa pun bisa menjadi pahlawan super, dengan pengaruh serta kontribusi yang baik untuk sekitar. Itulah pahlawan super untuk Orangutan, manusia nyata yang bekerja dengan hati untuk keberlangsungan konservasi orangutan. Pekan ini didedikasikan untuk mereka.
Orangutan merupakan salah satu organisme kunci untuk lingkungan, mereka hidup secara alami hanya di pulau Borneo (Indonesia dan Malaysia) dan Sumatra (Indonesia). Terdapat 3 spesies Orangutan yang ada di Indonesia yaitu Orangutan Borneo/Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), Orangutan Sumatra (Pongo abelii) dan Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).
Menurut International Union for the Conservation of Nature (IUCN), status konservasi dari Orangutan adalah Critically Endangered atau sangat terancam punah (IUCN, 2022), hal tersebut membuat Orangutan menjadi salah satu primata yang paling langka di planet Bumi.
Mungkin kita sering mendengar “Menyelamatkan Orangutan = Menyelamatkan Ekosistem”, bagaimana hal itu dapat terjadi?
Orangutan merupakan salah satu komponen kunci untuk ekosistem, terutama pada habitat asli Orangutan yaitu hutan hujan tropis. Hal ini dikarenakan Orangutan disebut sebagai “World’s largest seed dispersers” atau makhluk penyebar biji-bijian terbesar di dunia.
Ciri perilaku dari Orangutan adalah mereka banyak menghabiskan waktunya di pohon, bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mencari makan. Orangutan akan menyebarkan biji-bijian dari buah yang mereka makan di area jelajah mereka yang cukup luas. Biji-bijian tersebut kemudian tumbuh dan menjadi awal mula dari keberlangsungan hidup flora dan fauna pada ekosistem hutan hujan tropis.
Hutan hujan sebagai habitat Orangutan merupakan bagian penting bagi bumi. Selain memiliki tingkat biodiversitas yang tinggi, hutan hujan juga merupakan salah satu penyumbang oksigen terbesar, bisa dibayangkan bencana yang akan terjadi apabila ekosistem ini rusak atau bahkan hilang.
Ancaman terbesar bagi Orangutan adalah ancaman dari perilaku manusia, mulai dari perusakan dan penggundulan hutan hujan tropis, hingga perdagangan dan perburuan ilegal Orangutan.
Hutan hujan tropis diubah secara besar-besaran menjadi pertambangan, kebun sawit dan penebangan-penebangan liar yang tidak memikirkan konsekuensinya pada lingkungan.
Orangutan akan kehilangan tempat tinggal, tempat mencari makan, dan tempat untuk mereka hidup. Berkurangnya populasi Orangutan juga berarti berkurangnya potensi regenerasi dan keberlangsungan ekosistem hutan hujan.
Manusia harus bertanggung jawab. Organisasi, kelompok serta individu pemerhati lingkungan dan konservasi Orangutan merupakan pahlawan super yang masih terus membutuhkan dukungan dari publik dalam bentuk aksi nyata.
Centre for Orangutan Protection (COP) memiliki program rutin yaitu edukasi kepada anak-anak yang didukung oleh banyak anak muda pemerhati lingkungan yang tegabung dalam Orangufriends pada kegiatan bertajuk school visit yang dilakukan di Yogyakarta.
Selain itu, dilansir dalam twitter @OFIorangutan, Orangutan Foundation International (OFI) mengadakan kegiatan parade teatrikal yang diikuti oleh anak-anak di Nangkabulik, Provinsi Kalimantan Tengah sebagai bentuk edukasi serta dalam rangka perayaan “Pekan Peduli Orangutan”
2,000 school children march in parade thru Nangkabulik, capital Lamandau regency, Kalimantan Tengah (Central Borneo) to celebrate Orangutan Awareness Week long established by OFI. Province of Kalimantan Tengah has more wild orangutans than the rest of Borneo and Sumatra combined! pic.twitter.com/cm9lnnOZB0— Biruté Mary Galdikas (@DrBirute) November 10, 2022
Kontribusi sekecil apapun sangat berarti. Mulai dari menjaga diri sendiri untuk tidak merusak lingkungan, menggunakan sosial media dengan bijak, menjadi konsumen cerdas dengan tidak menggunakan produk yang berkontribusi dalam perusakan lingkungan, edukasi kepada sesama tentang pentingnya menjaga lingkungan serta perlindungan Orangutan, hingga dukungan fisik maupun finansial untuk pusat penyelamatan Orangutan.
Siapa saja dapat menjadi pahlawan super selanjutnya, menjadi penyelamat bumi dan makhluk hidup didalamnya.