Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Daarul Miftha Mulia, Pondok Harapan bagi Mereka yang Hilang Ingatan

25 Maret 2019   18:33 Diperbarui: 4 Juli 2021   19:52 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pondok Harapan bagi Mereka yang Hilang Ingatan (dok. pribadi)

Readers, terbayang ga bagaimana kehidupan sebuah perkampungan pesantren pada umumnya? Perkampungan kecil yang tenang dan syahdu, membuat kita ingin terus membaca Al Quran dan berzikir. 

Lantunan ayat-ayat Qur'an seakan tidak pernah terhenti, ditingkahi aktivitas santri yang tidak pernah berhenti. Dengan busana khas yang islami, tutur kata yang santun dan Bahasa tubuh yang juga tertata.

Hal diatas tidak terlihat pada sebuah pondok pesantren dibawah naungan Yayasan Daarul Miftah Mulia, terletak  di Kampung Cisuuk Rt 04, Rw 02, Desa Cibeutung Udik, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, terlihat tidak sewajarnya sebuah pondok pesantren.

Berawal dari lazimnya sebuah pesantren dengan santri yang baru berjumlah 35an orang, dibawah bimbingan Ustad Ruslan, pondok ini menerima santri-santri dari kalangan masyarakat miskin. Suatu hari salah satu santri, santri baru, mengalami gangguan jiwa.

"Dalam waktu tiga minggu santri ini sembuh dari gangguan jiwanya. Kemudian dari mulut ke mulut orang pada kemari membawa pasien dari 2007. Santri terpaksa saya pindahkan ke pondok pesantren milik orang tua saya." Cerita Ustad Ruslan, pemilik sekaligus pengasuh para penghuni pondok yang saat ini mencapai 50an orang dengan gangguan jiwa, yang tiga diantaranya adalah wanita.

Baca juga : Pondok dan Pesantren Jangan Membuang Ilmu Dunia

Bangunan

doc pri
doc pri

Berdiri di atas tanah wakaf seluas 460m2, pondok ini nyaris tak terlihat para pemangku jabatan. Total pasien yang pernah "mondok" di Daarul Miftha Mulia ini mencapai ribuan. "Yang sudah sembuh kami kembalikan ke keluarganya. Yang sekarang masih disini ada yang tidak ada keluarganya, ada yang keluarganya tidak mampu menerimanya kembali. Tidak ada pasien yang tahunan kecuali Nunung karena keluarganya tidak bisa menerimanya kembali lagi."

Dengan bangunan yang sangat sederhana, bahkan terkesan kumuh, Ustad Ruslan membagi beberapa ruangan untuk para pasiennya. Pembagian kamar selain memisahkan pasien wanita dan pria, juga berdasarkan tingkat sakit pasien.

Baca juga : Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Tebuireng Jombang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun