Mohon tunggu...
Amalia Shohiroh
Amalia Shohiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN KH ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Mahasiswi, membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sakralitas Ritual 1 Suro di Asemdoyong

29 November 2023   08:05 Diperbarui: 29 November 2023   08:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tiap-tiap daerah pasti memiliki suatu kebudayaan yang menjadi ciri khas tersendiri, hal inilah yang menjadi pembeda daerah satu dengan daerah lain. Contohnya seperti di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang yang memiliki tradisi melegenda sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam. Salah satunya yakni tradisi "Baritan" atau sedekah laut. Tradisi ini tidak hanya  digelar di Kabupaten Pemalang saja, namun sedekah laut biasanya juga di selenggarakan pada setiap daerah pesisir pantai baik pantai utara maupun pantai selatan Jawa.

            Setelah melalui serangkaian tahapan, akhirnya melalui sidang penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada Tahun 2022 yang diadakan oleh Kemendikbudristek RI di Yogyakarta, upacara sedekah laut Desa Asemdoyong, Pemalang Jateng, atau yang lebih dikenal dengan Tradisi “Baritan” ditetapkan sebagai WBTB Indonesia di Tahun 2022, Jumat (30/9/2022).

            Sidang penetapan WBTB yang diadakan secara ganda-campuran yang dipimpin oleh Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbudristek Bu Irini Dewi Wanti. Adapun pesertanya Ketua Tim Ahli WBTB yakni bapak Basuki Teguh Yuwono beserta anggota, Koordinator Kelompok Kerja Penetapan yakni bapak M. Natsir Ridwan, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya serta kepala dinas provinsi, kabupaten/kota yang membidangi kebudayaan.

            Usulan WBTB yang dibahas pada sidang penetapan telah melalui beberapa proses yaitu, seleksi administrasi oleh Sekretariat WBTB. Kemudian Rapat Penilaian Usulan WBTB yang diadakan dua kali, serta pemaparan usulan oleh pengusul.

            Sidang penetapan WBTB menghasilkan rekomendasi penetapan 200 usulan WBTB dari seluruh Indonesia. Hasil rekomendasi akan disampaikan kepada Mendikbudristek untuk disahkan dalam Surat Keputusan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2022. Adapun seremoni pemberian sertifikat akan dilaksanakan pada bulan Desember 2022 di Jakarta.

            Dikutip dari laman kemendikbud.go.id, penetapan WBTB oleh Pemerintah merupakan sebuah upaya pelindungan terhadap budaya bangsa. Adapun alur penetapannya dimulai dari Pencatatan WBTB yang dilakukan pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau pribadi ataupun lembaga lain.

            Sedangkan pengusulan penetapan WBTB menjadi WBTB Indonesia dilakukan oleh pemerintah provinsi, melalui dinas yang membidangi kebudayaan. Penilaian dan penetapan dilakukan oleh tim ahli WBTB yang dibentuk oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.

            Baritan merupakan tradisi turun temurun yang diadakan setahun sekali, tepatnya pada bulan Muharram/Suro (pada penanggalan Jawa). Esensi dari seremoni ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, atas hasil laut yang diperoleh warga Asemdoyong. Diketahui sebagian warga Asemdoyong meruapakan bermata pencaharian sebagai nelayan.

            “Baritan” merupakan kegiatan yang dilakukan seluruh nelayan sebagai wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.” ungkap Kepala Desa Asemdoyong, bapak Yusuf Mujadi kepada tim pengisi formulir Penetapan WBTB dari Dindikbud Kabupaten Pemalang saat itu.

            Salah satu bentuk aktifitas yang ada dalam upacara Baritan yaitu pelarungan sesaji. Pelarungan sesaji yakni prosesi melarung sesaji yang telah tertata rapi di dalam ancak/jolen (miniatur kapal) yang berhias anekamanik-manik  ke tengah laut. Prosesi pelarungan sesaji ke tengah lautpun berlangsung sekitar tiga jam.

            Pelarungan sesaji memiliki dua acara inti yaitu menyerahkan (masrahaken) sesaji dan  makanan (manganan). Masrahaken sesaji (penyerahan sesaji) diikuti oleh panitia pelarungan sesaji dan para pengunjung. Lokasinya  tepatnya di tengah laut Desa Asemdoyong yang dikenal dengan nama Karang Subala Subali. Sesaji yang dilarung ada tiga jenis yaitu, ancak gemplo, cantrang, dan garok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun