Mohon tunggu...
Money

Sudah "Amanahkah" Kita dalam Berbisnis?

23 Oktober 2017   05:18 Diperbarui: 23 Oktober 2017   06:43 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam berbisnis tidak hanya tentang untung dan rugi saja. Apabila kita mau berpikir lebih mendalam lagi, berbisnis juga tentang etika yang akhirnya untuk mencapai hal yang kita inginkan dalam berbisnis, yaitu keuntungan. Banyak etika yang harus dimiliki oleh seorang pebisnis yang sesungguhnya. Prinsip individu secara mendasar ketika berbisnis menurut Islam adalah Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah.Namun, disini kita akan membahas tentang Amanah, apasih amanah itu ?

Amanah adalah tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas menjadi misi hidup setiap muslim. Karena seorang Muslim hanya dapat menjumpai Sang Maha Benar dalam keadaan ridha dan diridhai, yaitu manakala menepati amanat yang telah dipikulkan kepadanya. Sifat ini akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap penuh tanggung jawab pada setiap individu muslim. Kumpulan individu dengan kredibilitas dan tanggung jawab yang tinggi akan melahirkan masyarakat yang kuat, karena dilandasi oleh saling percaya antar anggotanya.

Sifat amanah memainkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis. Islam menginginkan agar pebisnis mempunyai hati yang "hidup" sehingga bisa menjaga hak Allah, dan hak orang lain, dan haknya sendiri, dapat memproteksi perilaku yang merusak amanah yang diberikan kepadanya, mampu menjaga dan mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah SWT."orang-oramg yang memelihara amanah yang dipikulnya dan janji yang dibuatnya, akan diganjar dengan kesuksesan yang sejati"( QS. Al-Mu'minun 23:11 ). Sifat amanah harus dimiliki oleh pebisnis muslim, sebab tidak hanya untuk kepentingan muamalah semata tetapi berkaitan dengan status iman seseorang sebagaimana Rasulullah saw mengingatkan (tidak sempurna iman seseorang yang tidak mempunyai sifat amanah, dan juga tidak sempurna keislaman seseorang yang tidak mempunyai komitmen- HR. Ahmad).

Sebagai pebisnis muda Rasulullah saw dikenal sebagai Mr.clean "jujur dan terpercaya" karena sifatnya amanah. Sifat amanah seharusnya menghiasi seorang muslim dalam setiap gerak langkah dan perilaku bisnisnya. Sifat jujur terkadang dianggap mudah untuk dilaksanakan manakala tidak dihadapkan pada ujian atau tidak dihadapkan pada gdaan duniawi, tetapi kejujuran yang sejati sebagaimana kata amiinu=dapat dipercaya dalam QS. Al-Qashash 28:26, Akan menimbulkan kepercayaan bagi semua orang dan tidak tidak jarang investor memberikan modal tanpa jaminan dengan sistem bagi hasil (profit sharing). Setidaknya itulah yang dialami Rasulullah saw sebelum menjadi nabi memperoleh tawaran dari Siti Khadijah konglomerat Arab saat itu. Itulah juga sebabnya mengapa Musa sebelum emnjadi nabi ditawari pekerjaan oleh Nabi Syu'aibkarena mampu menjaga diri dari godaan hawa nafsu duniawi.

Ketika amanah telah menjadi denyut nadi seseorang (amanah itu turun ke relung hati -- HR.Bukhari), ia akan mampu menjaga hak Allah, hak manusia dan memelihara dirinya dari kehinaan. Bagi pebisnis muslim yang amanah akan mematuhi perintah Allah: "sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil (QS. Al-An'aam 6:152), tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kau mengurangi neraca itu (QS.Ar-Rahman 55:9. Mereka memenuhi takaran dan timbangan (neraca) karena ketaatannya kepada Allah. 

Demikian juga ketakutannya berdiri di hadapan Allah untuk mempertanggung jawabkan perilaku bisnisnya; kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi, tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada hari besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam(QS. Al-Muthaffifin 83:16. Mereka itulah orang membeli petunjuk dengan kessatan, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan mereka tidak mendapat petunjuk (QS. Al-Baqarah 2:16).

Jika ingin mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran seseorang, ajaklah kerja sama dalam bisnis, disana akan kelihatan sifat-sifat aslinya (Hermawan 2006). Kejujuran yang hakiki itu terletak pada muamalah mereka (HR. Muslim), tetapi godaan untuk memproleh laba dapat membuat terlena , menghalalkan segala cara, karena itulah Rasulullah saw wanti-wanti agar umatnya yang menekuni profesi bisnis tidak celaka, dengan berpesan sebagai berikut:

  • Penjual dan pembeli masih mempunyai hak khiyar (hak memilih) sebelum keduanya berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan terus terang, maka transaksi keduanya akan mendapat berkah. Jika keduanya berlaku dusta dan menutup-nutupi, mungkin saja mereka berdua mendapatkan laba, tetapi jual beli mereka kehilangan berkah (HR.Muslim).
  • Sumpah palsu dapat melariskan barang dagangannya, tetapi menghancuran mata pencahariannya (HR. Bukhari).
  • Rasulullah saw mengidentikkan ketidakjujuran dengan kemunafikan, yang tanda-tandanya adalah jika bicara dia selalu berdusta; jika berjanji dia selalu mengingkari; dan jika dia diberi amanat, dia akan berkhianat (HR. Bukhari)

Aturan Syari'ah memang terkesan berat bagi yang biasa melakukan kecurangan, tetapi ringan bagi mereka yang jarang melakukan kecurangan, begitu juga bagi para profesional dapat diukur dari sini, tanya sajalah hati kecil kita, pasti akan menjawab. Hati kecil (bashirah) tidak pernah berbohong, dan bisa membedakan mana yang haqq (benar) dan mana yang batil (salah). 

Dari semua paparan diatas hendaknya kita dalam berbisnis tidak hanya mementingkan laba saja, karena hal seperti itu dapat mengarahkan kita melakukan hal-hal yang buruk, yang akan merugikan orang lain atau tanpa sadar akan merugikan diri kita sendiri. Oleh karena itu kita harus menamkan sifat amanah yang telah ditulis dalam Al-Qur'an dan juga yang telah dicontohkan Rasulullah ketika berbisnis. Semoga kita semua dapat menjadi pebisnis muslim sesuai syariat dalam Islam, amin. Mohon maaf apabila ada salah kata dari penulis karena kesempurnaan niscaya hanya milik Allah SWT semata.

Wallahul Muwafiq Illa Aqwamithoriq'

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun