Mohon tunggu...
Alysa Sabrina
Alysa Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Komunikasi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam dan Modernitas: Menjaga Keseimbangan Iman Ditengah Perkembangan Zaman

19 Oktober 2025   04:16 Diperbarui: 19 Oktober 2025   04:16 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan zaman yang semakin pesat membawa berbagai perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk dalam aspek keagamaan. Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin menghadapi tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara iman dan modernitas. Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang begitu cepat, nilai-nilai spiritual sering kali terpinggirkan oleh budaya instan dan gaya hidup materialistis. Banyak orang yang lebih fokus mengejar kemajuan duniawi tanpa diimbangi dengan penguatan iman. Oleh karena itu, umat Islam dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri dan tetap menjadikan nilai-nilai Islam sebagai kompas dalam menjalani kehidupan modern.

Islam sejatinya tidak menolak kemajuan dan modernitas. Sejak awal, ajaran Islam justru menempatkan ilmu pengetahuan, kreativitas, dan inovasi sebagai bagian dari ibadah dan dakwah Islam. Nilai-nilai seperti kerja keras dan berpikir kritis merupakan landasan yang sangat relevan dengan dinamika kehidupan modern. Namun, modernitas juga membawa nilai-nilai baru yang dapat menggoyahkan prinsip moral dan akidah, seperti gaya hidup sekularisme dan hedonisme yang sering terjafi pada masyarakat modern. Dalam kondisi seperti ini, umat Islam perlu menempatkan modernitas secara proporsional, dengan cara mengambil manfaatnya tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam yang menjadi pedoman hidup. Modernitas bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus disikapi dengan kebijaksanaan dan keimanan yang matang.

Dalam kehidupan sosial, modernitas telah mengubah cara manusia berinteraksi dan memandang dunia. Banyak orang kini mengukur kebahagiaan dari pencapaian materi dan popularitas di media sosial. Pola pikir semacam ini perlahan menumbuhkan sikap individualistis dan melemahkan semangat kebersamaan yang diajarkan dalam Islam. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, dan empati sering kali terpinggirkan oleh budaya konsumtif yang mendominasi kehidupan modern. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk kembali meneguhkan prinsip hidup yang berlandaskan ajaran agama, agar kemajuan teknologi tidak membuat manusia kehilangan arah dan makna hidup yang sesungguhnya.

Salah satu langkah penting dalam menjaga keseimbangan iman di era modern adalah memperkuat pendidikan agama yang relevan dengan perkembangan zaman. Generasi muda, yang tumbuh di tengah derasnya arus digitalisasi, perlu dibekali dengan pemahaman Islam yang rasional, terbuka, dan kontekstual. Pendidikan Islam harus mampu mengajarkan nilai moral sekaligus keterampilan berpikir kritis agar siswa tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan di dunia maya. Dengan demikian, ilmu pengetahuan modern dapat menjadi sarana untuk semakin mengenal dan mengagungkan kebesaran Allah, bukan malah menjauhkan diri dari-Nya.

Selain pendidikan, dakwah juga memiliki peran penting dalam menjembatani Islam dengan modernitas. Di era digital, dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar atau pengajian tatap muka, melainkan bisa dilakukan melalui media sosial, podcast, video pendek, hingga konten kreatif di berbagai platform. Cara-cara baru ini menjadi peluang besar untuk menyebarkan pesan Islam secara lebih luas dan menyentuh kalangan muda. Namun, di sisi lain, para dai dan konten kreator dakwah juga perlu berhati-hati agar pesan yang disampaikan tidak kehilangan substansi dan tetap mencerminkan akhlak mulia. Modernitas seharusnya menjadi ruang baru untuk menghidupkan dakwah yang lebih segar, komunikatif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Akhirnya, Islam dan modernitas bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan dua sisi kehidupan yang dapat berjalan beriringan jika dipahami dengan benar. Islam memberikan panduan moral dan spiritual agar manusia tidak tersesat oleh kemajuan dunia, sementara modernitas memberikan sarana dan peluang untuk memperluas manfaat ajaran Islam bagi kehidupan global. Menjaga keseimbangan antara keduanya berarti menempatkan kemajuan sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Allah. Dengan cara itu, umat Islam akan mampu menjadi pribadi yang adaptif terhadap perubahan, tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai keimanannya.

Daftar Pustaka:

Aini, Nurul. (2022). Dakwah Digital di Era Disrupsi. Jakarta: Prenada Media.

Rofiuddin, A. (2023). "Pendidikan Islam di Era Modern: Tantangan dan Peluang." Jurnal Al-Fikr al-Islami, Vol. 8 No. 1.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun