Mohon tunggu...
Alya Salzabilla
Alya Salzabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Metode Storytelling Untuk Pengembangan Minat Baca dan Bahasa Anak Usia Dini

12 Juni 2022   00:56 Diperbarui: 12 Juni 2022   00:59 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan anak usia dini menjadi pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan perilaku individu atau kelompok orang dengan tujuan menuju kedewasaan manusia melalui upaya pendidikan dan pelatihan. Anak harus distimulasi agar dapat berkembang sesuai dengan tahapan yang teratur sejak dini dan konsisten pada setiap kesempatan. Hal ini berdasarkan pernyataan Kementerian Kesehatan tahun 2018, bahwa kurangnya stimulasi dapat mengakibatkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan permanen, termasuk kemampuan berbahasa/berbicara pada anak usia dini. 

Begitupun dengan bahasa yang menjadi modal terpenting untuk informasi dan komunikasi dalam kehidupan. Tanpa ketentuan ini, kami tidak akan menerima informasi dan tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik. Tujuan utama bahasa adalah untuk mendapatkan informasi dan memahami cara berkomunikasi. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia dalam kaitannya dengan proses kognitif dan lingkungan sosial anak. Bahasa sangat penting bagi anak karena melalui bahasa anak belajar memahami dunia. 

Kemampuan berbahasa merupakan ciri alamiah manusia sejak lahir, namun semua aspek perkembangan bahasa pada anak memerlukan rangsangan lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa adalah dengan membacakan/bercerita kepada anak. Cerita yang dipilih untuk diceritakan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa harus disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan kognitif anak. Cerita yang disajikan harus pendek dan mudah dipahami oleh anak-anak, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu, karena anak kecil tidak dapat berdiam diri atau fokus pada sesuatu dalam waktu yang lama. 

Keterampilan berbahasa perlu dikembangkan sejak usia dini pada masa kritis (golden period) perkembangan bahasa anak. Ketika kemampuan bahasa anak terhambat, ada kekhawatiran bahwa akses anak terhadap pengetahuan dan informasi terhambat. Lebih jauh lagi, bahasa bukan hanya cara berkomunikasi, tetapi juga cara mengekspresikan kreativitas, cara mengungkapkan pikiran dan ide. Artinya, hasil setiap pemikiran diungkapkan melalui bahasa, sehingga hasil pemikiran tersebut menjadi bermakna, dikembangkan, dan digunakan untuk memecahkan masalah. Sayangnya, selama ini stimulasi verbal masih menggunakan cara tradisional, jauh dari membentuk suasana main-main. Menggunakan metode pembelajaran bahasa yang tepat dan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini, terutama pada anak usia 2-4 tahun merupakan kunci pembelajaran masa depan yang efektif. Salah satu metode yang dianggap efektif dan sesuai perkembangan anak adalah storytelling. Pendekatan ini merupakan model pembelajaran yang memaksimalkan pemanfaatan sumber belajar sebagai alat bantu untuk membantu anak belajar. 

Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan verbal anak adalah mendongeng. Dalam kegiatan ini, proses kreatif berkembang anak selalu mengaktifkan tidak hanya aspek intelektual, tetapi juga aspek seperti kepekaan, kehalusan, emosi, seni, kemampuan fantasi dan imajinasi anak, yang mengutamakan tidak hanya otak kiri juga otak kanan. Berbicara tentang pendekatan ini, dapat dilihat bahwa, secara umum, semua anak senang mendengarkan cerita saat mereka terlibat dalam kegiatan belajar di kelas. 

Anak yang banyak melakukan kesalahan dalam mengungkapkan kata atau kalimat dapat dipandang negatif, sehingga sulit mencari teman bermain. Pernyataan (Widayati, S. & Widijanti, 2018) mendukung hal tersebut, bahwa anak yang mengalami defisit bahasa cenderung pendiam dalam lingkungan sosialnya. karena tidak mampu mengungkapkan ide dan rencana secara simbolis dan abstrak. Lebih lanjut Hurlock dalam (Sukmawati, 2019) mengatakan bahwa passing speech merupakan keterampilan psikomotorik yang melibatkan tidak hanya koordinasi seperangkat otot yang sehat, tetapi juga memiliki aspek psikologis, kemampuan mengasosiasikan makna. 

Metode untuk meningkatkan kemampuan berbahasa adalah dengan bercerita kepada anak, yang disebut "storytelling". Cerita yang dipilih untuk diceritakan dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa harus disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan kognitif anak. Cerita yang disajikan harus pendek dan mudah dipahami oleh anak-anak, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu karena anak kecil tidak dapat berdiam diri atau fokus pada sesuatu dalam waktu yang lama. Mendongeng merupakan model pembelajaran yang memaksimalkan sumber belajar sebagai alat bantu untuk membantu anak belajar. Pendekatan ini konsisten dengan karakteristik anak kecil yang masih spesifik. 

Salah satu solusi yang dipilih untuk mengatasi rendahnya kemampuan lisan anak usia dini adalah dengan menerapkan metode bercerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia. (Ningrostiti, 2018) mengemukakan bahwa bercerita dengan anak-anak adalah cara terbaik untuk membesarkan anak. Secara umum, mendongeng sangat populer di kalangan anak-anak karena memiliki efek luar biasa untuk menarik perhatian pendengar dan dengan cepat mengingatkan seseorang tentang peristiwa cerita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode bercerita terhadap perkembangan bahasa pada anak usia 2-4 tahun. 

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode storytelling berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak usia dini. Metode pembelajaran storytelling diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak usia dini, khususnya pada usia 4-6 tahun. Untuk itu, perlu diimbangi peningkatan kemampuan storytelling dengan penggunaan perangkat parenting education. Hasil menunjukkan bahwa metode storytelling mampu secara signifikan meningkatkan minat baca dan bahasa anak usia dini. Bercerita adalah kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan bahasa anak. Kegiatan ini dapat menunjukkan kreativitas anak dalam pengembangan anak, kepekaan, kehalusan, emosi, seni, dan imajinasi.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun