Mohon tunggu...
Alya Farah
Alya Farah Mohon Tunggu... Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga | 24107030087

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyusuri Makam Syekh Jumadil Kubro

8 Juni 2025   15:46 Diperbarui: 8 Juni 2025   15:46 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Syekh Jumadil Kubro (Dokumentasi Pribadi)

Bagaimana Cara Menuju Ke Sana?

Untuk menuju ke petilasan Syekh Jumadil Kubro, pengunjung dapat mengakses jalan ke arah Museum Gunungapi Merapi, lalu melanjutkan ke dusun Turgo. Jarak untuk menuju ke titik awal pendakian dari kota Jogja sekitar 28 km atau kurang lebih satu jam bila menggunakan kendaraan bermotor. Sesampainya di Dusun Turgo, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki mendaki 1743 anak tanggga. Dibutuhkan waktu 45--60 menit untuk sampai ke puncak. Jalurnya cukup bersahabat, meski menantang stamina.

Namun tak perlu khawatir, karena sudah ada dua rest area yang bisa digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan mendaki menuju puncak bukit Turgo. Selama mendaki, suasana alam yang tenang, suara burung, semilir angin, menjadi bagian dari teman perjalanan sebelum menuju puncak.

Rest Area Kedua, Bukit Turgo (Dokumentasi Pribadi)
Rest Area Kedua, Bukit Turgo (Dokumentasi Pribadi)

Perjalanan Fisik dan Spiritual

Para peziarah yang datang ke Bukit Turgo percaya bahwa bukit ini memiliki energi spiritual yang kuat. Selain keyakinan bahwa Syekh Jumadil Kubro pernah bermunajat di sini, bukit ini juga menjadi simbol perjalanan batin, tempat di mana langit dan bumi saling menyapa. Para pencari ketenangan datang dengan berbagai niat, dari hajat pribadi hingga sekedar refleksi hidup.

Menyusuri bukit Turgo bukan hanya soal langkah kaki, tetapi juga tentang menapak sunyi dalam hati. Di puncaknya, angin berhembus menyentuh lembut wajah, dan doa-doa mengalir seperti air yang kembali ke sumbernya. Boleh saja kita bilang bahwa puncak di bukit Turgo ini hanyalah sebuah petilasan. Namun, hal itu tidak menyurutkan magnet yang menarik banyak peziarah untuk datang ke puncak bukit di tepi kali Boyong ini.

Bagi banyak orang, mendki bukit Turgo adalah termasuk bentuk tirakat, yaitu proses menyepi dan mencari makna hidup lebih dalam. Ini juga menjadi ajang napak tilas sejarah spiritual Islam di Tanah Jawa. Tempat ini juga menjadi pengingat, bahwa di tengah hiruk-pikuk dunia, selalu ada ruang untuk menyepi dan mendekat kepada Yang Maha Esa.

Turgo bukan hanya puncak bukit, ia adalah puncak perenungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun