Mohon tunggu...
Alya Azzahra
Alya Azzahra Mohon Tunggu... mahasiswa aktif

mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lapisan Lilin di Buah Bisa Memperpanjang Masa Simpan? Masa Sih?

11 Desember 2023   19:35 Diperbarui: 11 Desember 2023   20:33 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah merupakan struktur tumbuhan yang berasal dari ovarium bunga setelah proses pembuahan. Ciri khas utama buah adalah kemampuannya mengandung biji atau biji-bijian, yang merupakan hasil dari perkembangan ovarium. Fungsi utama buah adalah melindungi dan mendukung perkembangan biji serta memfasilitasi penyebaran biji ke lingkungan sekitarnya. Selain itu, buah sering mengalami perubahan dalam warna, tekstur, rasa, dan aroma selama proses pematangan. Proses ini, disertai dengan peningkatan aktivitas respirasi, memberikan sinyal kesiapan untuk konsumsi oleh agen-agen penyebar biji, seperti hewan atau manusia. Buah-buahan memiliki peranan yang signifikan sebagai sumber vitamin, mineral, dan nutrisi lain yang mendukung keseimbangan gizi. Selain itu, mereka juga menjadi komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Buah-buahan dapat dikonsumsi baik dalam keadaan segar maupun setelah mencapai tingkat kematangannya. Sebagian besar buah yang diambil untuk dikonsumsi adalah yang sudah mencapai tingkat kematangan optimal. Meskipun demikian, buah-buahan dikenal sebagai hasil pertanian yang rentan terhadap kerusakan, terutama pembusukan. Hal ini terjadi karena adanya proses biologis dan kimia pasca panen yang terus berlanjut setelah buah dipetik. Respirasi yang berlanjut, aktivitas enzim, dan perubahan kimia dalam buah dapat memicu pematangan cepat. Luka atau kerusakan mekanis pada buah dapat memberikan akses bagi mikroorganisme patogen, mempercepat proses pembusukan. Faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban juga memengaruhi laju pembusukan. Kontaminasi mikroba selama penanganan pasca panen atau penyimpanan yang tidak tepat juga dapat mempercepat kerusakan buah. Untuk meningkatkan nilai ekonomis buah-buahan maka masa simpan dan kesegarannya harus di pertahankan. Agar buah dapat bertahan lama, salah satu cara dapat dilakukan untuk mempertahankan umur simpan buah yaitu penggunaan lapisan lilin.

Pematangan mencakup perubahan pada fase akhir perkembangan buah atau awal dari proses penuaan (senescence) pada buah. Selama fase perkembangan, buah mengalami sejumlah perubahan biokimia dan fisiologi. Buah yang masih muda umumnya memiliki warna hijau karena mengandung kloroplas yang memungkinkan fotosintesis, meskipun sebagian besar kebutuhan karbohidrat dan protein diperoleh dari bagian tubuh tumbuhan lain. Buah yang sedang tumbuh mengalami respirasi yang cepat, menghasilkan banyak asam karboksilat dari daur Krebs, seperti asam isositrat, asam fumarat, dan asam malat. Kadar asam-asam ini berkurang seiring berkembangnya buah karena digunakan untuk sintesis asam amino dan protein yang berlanjut hingga buah mencapai tahap kematangan. Pemasakan buah merupakan proses yang sangat kompleks dan terprogram secara genetik, dimulai dengan perubahan dalam warna, tekstur, aroma, dan rasa buah. Selama tahap pemasakan, kandungan asam dalam buah menurun, sementara kandungan gula meningkat, mengakibatkan peningkatan respirasi yang tiba-tiba yang dikenal sebagai klimakterik. Kenaikan aktivitas respirasi yang signifikan menjadi pemicu untuk biosintesis etilen, yang memainkan peran penting dalam proses pemasakan buah. Etilen diperlukan untuk mengkoordinasikan dan menyempurnakan pemasakan buah. Perubahan biokimia dan fisiologis ini umumnya terjadi pada tahap akhir dari perkembangan buah.

APASIH LAPISAN LILIN ITU?

Pelapisan buah menggunakan lilin adalah metode pascapanen yang umum digunakan untuk melindungi buah dari dehidrasi dan mempertahankan kelembaban serta kilau alami pada kulit buah. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan lilin yang bersifat aman untuk dikonsumsi manusia. Penggunaan lapisan lilin bertujuan untuk menghambat penguapan air, yang pada gilirannya dapat memperlambat proses kelayuan, mengurangi laju respirasi, serta memberikan kilau pada kulit buah untuk menambah daya tarik bagi konsumen. Penerapan lapisan lilin dengan kepekatan dan ketebalan yang sesuai memiliki fungsi untuk menghindari kondisi aerobik pada buah dan memberikan perlindungan efektif terhadap luka dan goresan pada permukaannya. Lapisan lilin buah dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu dapar berasal dari bahan alami maupun buatan.

Lapisan lilin alami dan lapisan lilin buatan memiliki beberapa perbedaan yang mencakup bahan baku, sifat, dan pengaruh pada buah yang dilapisinya. Pada lapisan lilin alami berasal dari sumber alami seperti lilin lebah (beeswax) atau lilin tumbuhan, seperti carnauba wax yang diekstrak dari daun tumbuhan Brazil. Bahan-bahan ini cenderung lebih organik dan dianggap lebih alami. Sedangkan, pada lapisan lilin buatan dapat menggunakan bahan sintetis atau campuran bahan kimia untuk menciptakan lapisan yang serupa dengan lilin alami. Bahan dasar yang umum digunakan termasuk parafin dan mikrokrstalin. Sifat fisik lilin alami contohnya Beeswax cenderung lebih lunak dan mudah meleleh pada suhu rendah, tetapi bahan alami carnauba wax cenderung lebih keras. Sedangkan, pada lapisan lilin buatan tergantung pada bahan yang digunakannya tetapi cenderung lebih keras dari pada lilin alami. Lapisan lilin alami dipercaya lebih ramah lingkungan dan dapat dianggap aman untuk dikonsumsi karena berasal dari sumber alami. Beberapa orang lebih menyukai aroma dari lilin alami. Berbeda dengan lapisan lilin buatan yang ditambahkan bahan kimia yang mungkin menjadi perhatian bagi sebagian orang. Namun, banyak dari mereka yang telah menguji dan menggangp aman untuk digunakan dalam aplikasi makanan.

KEKURANGAN LAPISAN LILIN APA AJA YA? AMAN UNTUK DI KONSUMSI?

Meskipun lapisan lilin alami dan lapisan lilin buatan memiliki manfaat dalam pelapisan buah, keduanya juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Penggunaan lilin alami dapat menghadirkan beberapa tantangan, termasuk ketersediaan terbatas dari sumber daya alami seperti lilin lebah atau carnauba wax, yang dapat memengaruhi ketersediaan dan harga. Selain itu, lilin alami mungkin cenderung lebih mahal daripada alternatif buatan. Kekurangan lainnya adalah variasi dalam sifat fisik dan konsistensi lilin alami, yang dapat membuat pengendalian kualitas lebih sulit. Sementara itu, lapisan lilin buatan, meskipun lebih mudah diakses dan terkadang lebih terjangkau secara ekonomis, dapat mengandung bahan kimia tertentu yang dapat menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan pangan. Penggunaan bahan sintetis dalam lapisan lilin buatan juga dapat menyebabkan dampak lingkungan dan kesehatan yang belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, pemilihan antara lilin alami dan buatan harus mempertimbangkan tidak hanya keuntungan pelapisan buah tetapi juga dampak potensialnya terhadap lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan sumber daya.

pelapisan buah menggunakan lilin merupakan metode pascapanen yang umum digunakan untuk melindungi buah dari dehidrasi, mempertahankan kelembaban, dan memberikan kilau alami pada kulit buah. Proses ini dilakukan dengan menggunakan lilin yang aman untuk dikonsumsi manusia. Lapisan lilin memiliki tujuan untuk menghambat penguapan air, memperlambat proses kelayuan, mengurangi laju respirasi, dan memberikan kilau pada kulit buah agar lebih menarik bagi konsumen. Penerapan lapisan lilin, baik yang berasal dari sumber alami maupun buatan, memiliki perbedaan dalam bahan baku, sifat fisik, dan pengaruh pada buah yang dilapisinya. Lilin alami, seperti beeswax atau carnauba wax, cenderung lebih organik, sedangkan lilin buatan menggunakan bahan sintetis seperti parafin dan mikrokristalin. Meskipun keduanya memiliki kelebihan, termasuk perlindungan dan peningkatan estetika, terdapat juga kekurangan, seperti ketersediaan terbatas lilin alami dan potensi dampak kesehatan pada lilin buatan. Oleh karena itu, pemilihan jenis lilin harus mempertimbangkan keberlanjutan, keamanan pangan, dan preferensi pengguna.

Secara umum mengonsumsi buah yang dilapisi lapisan lilin yang aman dan sesuai dengan standar kebersihan dan keamanan pangan tidak akan memberikan dampak kesehatan yang negatif. Lapisan lilin pada buah umumnya digunakan untuk melindungi buah dari dehidrasi, menjaga kelembaban, dan meningkatkan daya tarik estetis buah. Meskipun demikian, mengonsumsi buah dengan lapisan lilin yang berlebihan secara keseluruhan dapat memiliki beberapa pertimbangan. Beberapa orang mungkin memiliki alergi terhadap komponen tertentu dalam lapisan lilin atau mungkin memiliki sensitivitas terhadap bahan tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan reaksi tubuh terhadap konsumsi buah dengan lapisan lilin dan segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika ada gejala alergi atau reaksi yang tidak diinginkan

referensi :

Roiyana, M., Izzati, M., & Prihastanti, E. (2012). Potensi dan efisiensi senyawa hidrokoloid nabati        sebagai bahan penunda pematangan buah. Anatomi dan Fisiologi, 20(2), 40-50.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun