Mohon tunggu...
Alyaa Musyarrofah
Alyaa Musyarrofah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Masih baru dalam menulis Mohon kritik dan sarannya agar tulisan saya bisa lebih baik kedepannya :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Kejujuran di Masa Pandemi Corona

24 April 2020   16:12 Diperbarui: 24 April 2020   16:19 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam masa pendemi corona tentunya fasilitas layanan kesehatan semakin sibuk melayani masyarakat. Baik yang mengalami keluhan kesehatan umum, maupun yang mengarah kepada corona. Namun, akhir-akhir ini terjadi beberapa peristiwa  yang sangat disayangkan. Yaitu kasus dimana seorang pasien yang sengaja menutupi fakta bahwa dirinya mempunyai riwayat perjalanan ke daerah zona merah atau malah menutupi fakta jika dirinya telah dinyatakan positif terjangkit corona ketika melakukan pemeriksaan kesehatan di sebuah rumah sakit. Akibat ketidak jujuran pasien ini, sejumlah tenaga medis serta beberapa staf rumah sakit yang sempat menanganinya dinyatakan positif corona.

Hal tersebut tentunya sangat membahayakan khalayak umum, utamanya para tenaga medis. Karena tidak semua tenaga medis yang berada di rumah sakit dibekali dengan APD. Karena keberadaannya yang terbatas, APD dikhususkan bagi tenaga medis yang menangani kasus corona dan beberapa kasus khusus lainnya. Sedangkan tenaga medis yang menangani pasien umum, kebanyakan hanya dibekali dengan sarung tangan dan masker operasi. Bahkan, tidak jarang kita temui tenaga medis yang hanya berbekal masker operasi atau yang lebih miris lagi, hanya mengenakan  masker kain untuk menangani pasien.

Lalu, bagaimana nasib tenaga medis ketika menghadapi tidak transparan informasi dari pasien? Hal tersebut tentunya meningkatkan resiko tenaga medis terjangkit corona karenakan alat pelindung yang digunakan tidak sesuai standar.

Perlu kita ketahui, bahwa sikap tidak jujur atau keragu-raguan untuk mengungkapkan bahwa dirinya positif covid-19 ini sebagian besar berasal dari rasa takut jika dirinya akan dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Apalagi dengan adanya beberapa kasus penolakan jenazah pasien corona. Kejadian ini menunjukan bahwa masih ada pihak yang tidak toleran terhadap pasien positif covid-19. Hal tersebut dapat menimbulkan pola pikir pada pasien covid-19  bahwa mereka yang sudah tidak bernyawa saja ditolak jenazahnya, lalu bagaimana dengan pasien positif corona yang masih berkesempatan untuk menularkan virus ini dari satu orang ke orang lain.

Karenanya, mari gunakan nurani dan rubah pola pikir kita. Kita harus mendukung pasien positif corona, bukan mengucilkan atau menyalahkannya. Pada hakekatnya, tidak ada satupun manusia yang ingin dirinya sakit. Tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan bila menunjukan gejala covid-19. Jangan menutupi riwayat perjalananmu atau riwayat kontak dengan pasien positif covid-19. Tetap terapkan social distancing dan gunakan masker ketika keluar rumah. Jangan takut untuk berkata jujur, karena jujurmu dapat selamatkan keluargamu, tenaga medis, serta selamatkan Indonesia dari covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun