Asyik tanggal merah....
Hari ini 1 Mei adalah hari libur nasional, maksud pemerintah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional adalah memberi kesempatan bagi para buruh (Sebenarnya saya lebih senang menyebutkan karyawan) untuk mengekspresikan diri dan menyampaikan aspirasinya secara lebih tertib dan tidak mengganggu kepentingan umum.
Kalau kita cermati setiap perayaan hari buruh internasional 1 Mei (atau lebih terkenal dengan sebutan Mayday) otomatis aktifitas perekoonomian lumpuh total. Jalanan macet dimana-mana, truk-truk muatan bahan mentah dan suku cadang tidak bisa berjalan karena akses ke tempat produksi terhalang, sweeping terhadap karyawan di pabrik-pabrik untuk ikut unjuk rasa.
Secara total setiap 1 Mei adalah hari paling tidak produktif se-Indonesia karena dunia usaha rugi miliaran rupiah. Belum efek sosial yang ditimbulkan akibat kemacetan yang terjadi karena aksi unjuk rasa buruh. Salah satu tuntutan dari aksi buruh adalah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional.
Nah sekarang dah dikasih libur nih sama SBY .
Senang saudara-saudara ?
Bingung bung ! Itulah kenyataannya. Dengan ditetapkannya Mayday sebagai libur nasional, yang terjadi adalah ketakutan akan jumlah massa yang akan ikut aksi turun ke jalan. Dari tahun ke tahun jumlah massa dari kalangan buruh yang ikut aksi turun ke jalan mencapai ribuan jumlahnya. Dengan gagahnya mereka menutup jalan Sudirman Thamrin dan bergerak ke Istana Negara.
Kok bisa peserta aksi massa ribuan ? Ya jelas bisa, lha wong hari itu hari kerja, tinggal ancam saja manajemen perusahaan atau sweeping perusahaan tetangga untuk dapat jumlah massa yang banyak. Kalau sekarang diliburkan nasional bagaimana dapat massa dalam jumlah besar untuk aksi ?
Ada organisasi Serikat Pekerja yang sampai harus membuat Doorprize Sepeda Motorbagi peserta aksi yang akan ikut unjuk rasa pada Mayday tahun ini, karena ketakutan jumlah massa yang datang sedikit. Nah itu punya duit buat beli doorprize sepeda motor. Katanya buruh kaum tertindas ? Kenapa harus ada iming-iming doorprize segala. Bukankah semangat juang kaum tertindas itu harus muncul dari hati.
Ada pula yang lebih dahsyat lagi, ada organisasi besar serikat pekerja yang merencakan aksi massa besar-besaran justru pada tanggal 2 Mei (bukan 1 Mei).
Halo halooo... hari buruh internasionalnya kapan bung ? Memangnya di Indonesia diubah jadi 2 Mei ya ?