Mohon tunggu...
alvin shafatullah irsyadi
alvin shafatullah irsyadi Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi basket dan menggambar, tampan dan pemberani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krisis sampah : Tantangan dan Tanggung Jawab Bersama

6 Oktober 2025   14:39 Diperbarui: 6 Oktober 2025   14:39 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Masalah membuang sampah sembarangan bukanlah hal baru di Indonesia, namun hingga kini belum juga menemukan solusi yang benar-benar efektif. Di berbagai tempat, kita masih sering melihat tumpukan sampah berserakan di jalan, sungai, taman, bahkan di depan rumah sendiri. timbulan sampah nasional Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai sekitar 63 juta ton, yang setara dengan sekitar 172.600 ton sampah per hari jika dihitung rata-rata. Proyeksi ini didasarkan pada data dari Bappenas dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).


 Sampah yang dibuang sembarangan, terutama sampah plastik, kini menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup hewan di darat maupun di laut. Banyak hewan yang mati karena menelan atau terjerat sampah, akibat ulah manusia yang tidak peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan. Ada beberapa dampak membuang sampah sembarangan bagi hewan seperti, kematian massal hewan laut dan darat akibat menelan atau terjerat sampah plastil, terganggunya rantai makanan dan keseimbangan ekosistem, hingga turunya populasi satwa liar dan biota laut. Hewan laut di Indonesia mati karena sampah plastik melalui dua cara utama: tertelan dan terjerat. Penyu, burung laut, dan mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba sering memakan plastik yang disalahartikan sebagai makanan, menyebabkan penyumbatan usus, kelaparan, dan kematian. Selain itu, hewan-hewan ini juga bisa terperangkap dalam jaring ikan bekas, kantong plastik, atau tali, yang berakibat pada luka, infeksi, hingga kematian.
Sampah yang dibuang sembarangan juga mengakibatkan kebanjiran yang sering terjadi di berbagai daerah, bukan hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga akibat tumpukan sampah yang menyumbat saluran air. Sampah yang dibuang sembarangan, terutama plastik dan limbah rumah tangga, menjadi faktor utama penyebab genangan dan banjir di kawasan pemukiman maupun perkotaan.


Membuang sampah sembarangan merupakan perilaku yang mencerminkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan. Banyak orang masih menganggap bahwa membuang sampah di jalan, sungai, atau tempat umum bukanlah hal yang berbahaya. Padahal, tindakan kecil ini memiliki dampak besar terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Kebiasaan membuang sampah sembarangan tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga menjadi sumber berbagai masalah kebersihan dan kesehatan.
Kebiasaan buruk ini sering ditemukan di berbagai tempat seperti pasar, sekolah, taman, bahkan di lingkungan perumahan. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah, meskipun sudah banyak tersedia tempat sampah umum. Kurangnya rasa tanggung jawab dan disiplin menjadi faktor utama penyebab perilaku ini terus berlanjut. Akibatnya, lingkungan menjadi kotor, tidak terawat, dan tidak nyaman untuk ditinggali.


Masalah ini bukan semata tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara. Pemerintah memang memiliki kewajiban menyediakan fasilitas kebersihan dan menerapkan aturan tegas, tetapi tanpa kesadaran dari masyarakat, semua itu tidak akan berarti. Dibutuhkan perubahan perilaku sejak dini, mulai dari rumah dan lingkungan sekolah, agar generasi muda tumbuh dengan kebiasaan mencintai kebersihan.


Sudah saatnya kita menyadari bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah bagian dari menjaga masa depan. Bumi ini bukan hanya milik kita sekarang, tetapi juga milik anak cucu kita nanti. Jika perilaku membuang sampah sembarangan terus dibiarkan, maka yang akan kita wariskan hanyalah lingkungan yang kotor, rusak, dan tidak layak huni. Mari mulai dari hal kecil seoerti buang sampah pada tempatnya, karena perubahan besar berawal dari tindakan sederhana.


Ada beberapa Solusi yang dapat menangani rusaknya lingkungan akibat sampah seperti, Salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan meningkatkan sosialisasi dan edukasi lingkungan kepada masyarakat. Pemerintah bersama sekolah, lembaga sosial, dan media massa perlu memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pendidikan sejak dini mengenai pengelolaan sampah juga perlu diterapkan agar anak-anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat akan lebih sadar akan dampak buruk dari membuang sampah sembarangan.


Selain edukasi, pemerintah perlu menyediakan fasilitas tempat sampah yang memadai di area publik seperti taman, jalan raya, dan pasar. Setiap tempat sampah sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis sampah: organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun). Pengelolaan sampah terpadu juga perlu dilakukan dengan menyediakan sistem daur ulang dan penanganan limbah yang efisien.


Selain penyediaan fasilitas, penegakan hukum dan sanksi tegas juga penting untuk mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan. Pemerintah daerah dapat menetapkan peraturan daerah (perda) tentang kebersihan lingkungan dan memberikan denda bagi pelanggarnya. Dengan adanya aturan yang tegas, masyarakat akan lebih disiplin dalam menjaga kebersihan. Dukungan dari seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan agar solusi ini berjalan efektif dan lingkungan kembali bersih serta terawat.


Warga dapat membentuk gerakan kebersihan lingkungan, seperti kerja bakti rutin, program bank sampah, atau membuat kampanye "Satu Hari Tanpa Sampah". Melalui kegiatan tersebut, masyarakat dapat belajar mengelola sampah dengan benar serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Gerakan bersama ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian sosial dalam menjaga bumi tetap bersih dan sehat.


Selain itu, dunia usaha juga perlu ikut bertanggung jawab dalam mengurangi sampah. Setiap perusahaan sebaiknya menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan mengelola limbah produksinya dengan baik. Pemerintah bisa mendorong sistem ekonomi sirkular, di mana sampah diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat. Jika masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha mau bekerja sama, masalah sampah bisa berkurang, dan lingkungan kita akan menjadi lebih bersih, sehat, dan nyaman untuk ditinggali.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun