Mohon tunggu...
Alvina Khoirussaadah
Alvina Khoirussaadah Mohon Tunggu... Lainnya - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)

Tetaplah tersenyum sesulit apapun keadaannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Sastra sebagai Salah Satu Wujud Implementasi Pendidikan Karakter Siswa di Sekolah

2 Januari 2023   19:35 Diperbarui: 2 Januari 2023   20:09 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Alvina Khoirussa'adah 

Dalam rincian implementasi pembelajaran di sekolah, pendidikan karakter bukanlah sesuatu mata pelajaran ataupun materi khusus yang disajikan secara khusus yang berdiri sendiri. Pendidikan Karakter ini dilaksanakan merupakan wujud integratif-interkonektif yang mencakup aspek multidisiplin dan multidimensi, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, utuh, interkonektif antar berbagai disiplin ilmu. 

Pendidikan Karakter merupakan proses pembelajaran dengan menitikberatkan pada implementasi pengetahuan berlandaskan 18 nilai-nilai karakter yaitu: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) toleransi; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/ komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; dan (18) tanggung jawab. Melalui pendidikan karakter semua pihak berkomitmen untuk menumbuh-kembangkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan dan terbiasa mewujudkan kebajikan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Sastra memiliki berbagai macam fungsi edukasi. Pembelajaran sastra di dalam kelas, dapat membantu siswa menstimulasikan imajinasi, mengembangkan kemampuan kritis dan meningkatkan perhatian emosionalnya. Apabila siswa diminta untuk memberikan respon secara personal terhadap teks sastra yang dibaca, siswa akan menjadi lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide mereka, dan mengekspresikan emosinya. Selain itu, siswa termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam menguasai teks sastra dan memahami bahasa, serta dalam menghubungkan teks sastra yang dibaca tersebut dengan nilai-nilai dan tradisi di masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bu Nurul yang merupakan salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di MAN 2 Kota Semarang, materi mengenai sastra dikelas X yaitu materi hikayat. Media yang digunakan bu Nurul dalam mengajar materi tersebut menggunakan media audiovisual yang kemudian nantinya siswa harus mencari unsur 5W dan 1H di dalam video tersebut, dalam mengajar bu Nurul kadang menggunakan fasilitas kelas berupa LCD dan smartTV kadang juga berupa link YouTube sehingga siswa tinggal membuka link tersebut pada gawainya masing-masing karena MAN 2 Kota Semarang memperbolehkan siswanya membawa gadget guna mempermudah dalam mencari sumber informasi yang dibutuhkan juga mempermudah dalam proses pembelajaran, asalkan masih dalam pengawasan guru demi kepentingan pembelajaran. 

Teknik penilaian yang digunakan pada kelas X MAN 2 Kota Semarang diambil dari dua hal yang pertama yaitu penugasan dan praktik secara langsung seperti menceritakan kembali cerita hikayat menggunakan bahasa sendiri agar siswa lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide. Evaluasi hasil akhir dari materi teks hikayat ini adalah siswa diminta untuk mengubah teks hikayat menjadi naskah drama. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui sampai dimana kemampuan pemahaman siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa sastra memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan. Sejalan dengan itu, pembelajaran sastra dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai kehidupan dan kearifan dalam menghadapi lingkungan, dan sikap pendewasaan. 

Melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup mengekspresikan diri dengan pikiran dan perasaannya dengan baik, berwawasan luas, kritis, berkarakter, halus budi pekerti, dan santun. Dari berbagai karakter yang dapat dibentuk melalui pembelajaran sastra, diharapkan siswa menjadi lebih tangguh dan kokoh dalam menjalani kehidupannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun