Mohon tunggu...
Achsinul Arfin
Achsinul Arfin Mohon Tunggu... Freelancer - Suka membaca dan menulis

Suka menulis, baca buku, review buku, serta semangat belajar dalam hal literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyamakan Kesuksesan Diri dengan Orang yang Pernah Terkena DO? Jangan Harap

25 Desember 2022   17:26 Diperbarui: 25 Desember 2022   17:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com/@jeswin

.

Gembar-gembor tentang pensiun muda dan pensiun kaya menjadi salah satu pembahasan yang disukai oleh kaum milenial, kaum generasi x, y, z dan seterusnya. Tidak usah terlalu banyak kerja, tapi mengharapkan hasil yang nyata.

Memang, saya akui banyak sekali perusahaan atau UMKM yang saat ini ketika dipegang oleh anak muda menjadi berkembang pesat,penghasilannya bukan hanya naik lima puluh atau seratus persen, bahkan bisa mencapai ribuan persen.

Banyak yang mengaku hasil tersebut terinspirasi dari tokoh-tokoh top. Sebut saja Elon Musk, Billget, Mark Z. dll.

Ada juga karena terinspirasi jadi tidak melanjutkan sekolah, tapi lebih memilih untuk di DO atau Drop Out.

Barangkali mereka adalah fans abal-abalan dari para tokoh tersebut, yang semangatnya anget-anget tai ayam.

Mungkin ada beberapa yang miss terhadap apa yang telah disaksikan, seperti yang kita ketahui bersama jika keberhasilan yang tampak dari orang lain bagaikan sebuah gunung es, yang ditampilkan hanyalah sedikit profil pada sebuah kesuksesan, akan tetapi banyak orang yang tidak tahu bagaimana kehidupannya, caranya bertahan hidup, dll.

Percuma sudah belajar banyak apabila untuk pondasi dari pengetahuan tersebut belum terbentuk, pasti akan sering bergonta-ganti apa yang dikerjakannya.

Para motivator memang benar, mereka bisa menghipnotis, mengajak lebih bersemangat, bahkan ada yang sampai teriak-teriak, akan tetapi jika menilik dari kisah sukses para orang kaya, mereka selalu mempunyai resep keberhasilan masing-masing, yang mana apabila diterapkan kepada satu orang, belum tentu orang lainnya cocok.

Kita memang boleh saja mencontek kebiasaan para kaum yang kaya raya, akan tetapi juga harus menerapkan ilmu dan juga kebiasaannya, inilah yang tidak semua orang bisa melakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun