Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang berupaya menyelidiki karakteristik perilaku dan perkembangan individu dalam bidang pendidikan. Psikologi pendidikan digunakan untuk memahami siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pengajar. Psikologi pendidikan merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan, sebab dengan psikologi pendidikan para pegiat pendidikan dapat menentukan sikap terhadap perilaku orang-orang yang ada dalam bidang pendidikan. Psikologi pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menentukan tujuan pembelajaran.
Dalam psikologi pendidikan, guru sebagai fasilitator berperan aktif dalam membentuk karakter peserta didik dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memberikan bimbingan yang tepat, serta memberdayakan siswa untuk menemukan dan mengembangkan potensi mereka sendiri, bukannya sekadar menjadi penyampai informasi. Peran ini melibatkan pemberian "scaffolding" (dukungan), membantu siswa memecahkan masalah, mengembangkan berpikir kritis, dan menanamkan nilai-nilai seperti empati, tanggung jawab sosial, dan kerja sama melalui berbagai kegiatan.Â
Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Membentuk Karakter
1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung:
Guru menciptakan iklim kelas yang kondusif dan serasi dengan kebutuhan peserta didik, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan siswa merasa nyaman untuk berinteraksi dan belajar.
2. Memberikan Bimbingan dan Dukungan (Scaffolding):
Berdasarkan teori Vygotsky, guru memberikan dukungan yang diperlukan bagi siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka. Hal ini dilakukan dengan memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan untuk membantu siswa mengatasi kesulitan dan mengembangkan keterampilan.
3.Mendorong Penemuan dan Pengembangan Diri:
Fasilitator tidak hanya memberikan jawaban, melainkan juga menciptakan ruang bagi siswa untuk menemukan jawaban mereka sendiri melalui eksplorasi dan interaksi. Guru membantu siswa membuka "rahasia" dan menjelaskan tujuan yang bermakna bagi mereka.
4. Mengembangkan Keterampilan Kritis dan Pemecahan Masalah:
Guru memfasilitasi pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah secara mandiri, bukan hanya sekadar menerima informasi.
5. Menanamkan Nilai-Nilai Karakter:
Guru berperan dalam membentuk moralitas dan karakter siswa dengan menanamkan nilai-nilai seperti empati, kerja sama, kepedulian, dan tanggung jawab sosial melalui contoh dan kesempatan terlibat dalam kegiatan nyata.
6. Memfasilitasi Interaksi Sosial:
Guru dapat memfasilitasi pembentukan sikap demokratis dan toleransi dengan membentuk kelompok secara acak, menghormati pendapat siswa, dan membantu mereka mencapai kesimpulan bersama.
7. Pendampingan dan Konsultasi:
Guru menyediakan waktu untuk konsultasi pribadi atau kelompok kecil untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan merencanakan kegiatan belajar yang efektif, menjadi semacam "orang tua kedua" di lingkungan sekolah.
Kelebihan dan Kekurangan Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Membentuk Karakter :
- Mendorong Kemandirian Belajar
- Mengembangkan Keterampilan Berpikir KritisÂ
- Meningkatkan Motivasi dan Partisipasi Â
- Menciptakan Lingkungan Belajar Menyenangkan
- Memfasilitasi Keterampilan Sosial dan Emosional