Mohon tunggu...
Altlya Elok Yearmil Shiona
Altlya Elok Yearmil Shiona Mohon Tunggu... Lainnya - aeys

great dream begins with a dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Ruang Terbuka Hijau untuk Mitigasi Banjir di Kota Besar

8 Juni 2021   13:10 Diperbarui: 8 Juni 2021   14:12 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Permasalahan banjir di perkotaan saat ini sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat kota, terutama pemasalahan banjir yang terjadi di berbagai wilayah kota besar di Indonesia. Banjir di perkotaan sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat kota. Banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan di kota menyebabkan lingkungan perkotaan menjadi tidak bersih, dan tidak nyaman. Selain itu, sampah yang berserakan tersebut dapat menyumbat saluran-saluran air di perkotaaan sehingga bisa memicu terjadinya banjir. Pemicu lain terjadinya banjir di kota selain masalah sampah yaitu karena minimnya ruang terbuka hijau di kota. Ruang terbuka hijau sangat diperlukan di perkotaan, hal ini dikarenakan perkotaan didominasi oleh bangunan-bangunan besar sehingga menimbulkan minimnya penyerapan air secara langsung ke dalam tanah. Ruang terbuka hijau merupakan lahan terbuka dengan adanya pepohonan, dan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai daerah resapan di kota. Tersedianya ruang terbuka hijau di perkotaan membatu menyeimbangkan keadaan ekologis kota dengan adanya berbagai pohon, dan tananan disekelilingnya. Hal tersebut dikarenakan berbagai pohon, dan tanaman juga mampu meresap karbon dioksida yang berasal dari banyaknya polusi udara atau asap yang dihasilkan oleh aktivitas sehari-hari masyarakat kota, pabrik, maupun berbagai transportasi di kota. Pada dasarnya setiap kota membutuhkan setidaknya sejumlah 30% ruang terbuka hijau dari keseluruhan jumah luas wilayah kota. Namun faktanya ketersediaan ruang terbuka hijau di kota masih kurang dari jumlah tersebut. Hal ini tidak terealisasikan karena sebagian pemerintah kota lebih memilih lahan kosong di kota dibangun infrastruktur baru. Selain itu, minimnya ruang terbuka hijau di kota dapat dikarenakan lahan yang kosong telah beralih menjadi perumahan atau pusat perbelanjaan modern di kota. Padatnya pembangunan di kota mengakibatkan minimnya lahan untuk dijadikan ruang terbuka hijau, sementara itu sebenarnya pemerintah kota dapat membeli lahan yang telah terpakai tersebut. Namun pembebasan lahan tidaklah semudah yang dibayangkan, harga lahan di kota yang sangat mahal merupakan salah satu kendala pemerintah untuk membebasan lahan guna membuat ruang terbuka hijau di kota. Dikarenakan biaya pembebasan lahan untuk ruang terbuka hijau yang mahal, maka pemerintah perlu menetapkan secara tegas agar lahan kosong milik pemerintah tidak boleh dibangun bangunan rumah ataupun gedung, dan menjadikan wilayah tersebut sebagai ruang terbuka hijau untuk masyarakat kota. 

Mitigasi bencana banjir di kota juga dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pemukiman penduduk di bantaran sungai. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang masih kurang edukasi terkait lingkungan yang sehat, dan kurang pekanya masyarakat terhadap kebersihan lingkungan disekitarnya menyebabkan mereka malah membuang sampah sehari-harinya di sungai. Maka dari itu diperlukan sosialisasi terhadap masyarakat di bantaran sungai untuk peduli terhadap lingkungannya, terutama dengan mengurangi pemakaian barang yang menghasilkan sampah plastik, dan selalu membuang sampah pada tempatnya. Pemanfaatan lahan dipinggiran jalan dengan menaman pepohonan dapat membantu penyerapan air secara langsung ke dalam tanah. Pemanfaatan lahan tersebut alangkah lebih baiknya jika disediakan ruang untuk masyarakat yang senang berjalan kaki. Pemanfaatan lahan dengan menyediakan ruang untuk masyarakat pejalan kaki ini tentunya memberikan banyak manfaat bagi masyarakat kota. Manfaatnya bagi masyarakat kota antara lain yaitu, masyarakat bisa tetap berjalan kaki dengan aman karena tersedianya ruang khusus pejalan kaki. Selain itu, semakin banyaknya masyarakat yang memilih berjalan kaki di kota, dan lebih memilih menggunakan kendaraan umum dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi ini tentunya dapat mengurangi resiko kemacetan, dan pencemaran polusi di kota. Namun sangat disayangkan masyarakat di kota masih banyak yang bertindak sesuka hati mereka, diantaranya yaitu masih banyaknya pedagang kaki lima yang malah menggunakan ruang pejalan kaki untuk berjualan, dan masih banyak juga masyarakat pengendara sepeda motor yang menggunakan ruang pejalan kaki untuk menghindari kemacetan di jalan raya. Masalah tersebut mengakibatkan banyak masyarakat kota yang enggan berjalan kaki, dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktivitas sehari-hari. Sebenarnya dengan berjalan kaki masyarakat dapat merealisakan gaya hidup  yang lebih sehat, dan tentunya akan memberikan keuntungan bagi lingkungannya.

Ruang terbuka hijau dalam upaya mitigasi banjir di kota masih sangat minim. Hal tersebut dikarenakan oleh sedikitnya lahan kosong di kota yang dapat digunakan sebagai ruang terbuka hijau. Selain itu juga terdapat beberpa pihak yang menjadi kendala diantaranya yaitu pihak pemerintah kota, dan  pihak dari masyarakat kota itu sendiri. Dari pihak pemerintah kota masih banyak yang belum bisa tegas terhadap kebijakan-kebijakan terkait permasalahan lingkungan di perkotaan. Sedangkan dari pihak masyarakatnya yaitu mereka masih banyak yang belum peka terhadap kondisi lingkungannya. Masih banyak masyarakat yang tidak peduli lingkungan. Oleh karena itu kita sebagai manusia yang memiliki akal sehat harus selalu menjaga, merawat, serta berupaya untuk tetap memikirkan keadaan lingkungan kita, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang demi kesehatan, dan keberlangsungan seluruh makhluk hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun