Jika melihat pada pemecatan Postecoglou sebagai pelatih Tottenham Spurs sekalipun telah menjuarai Piala Liga Eropa, kita harus melihat pada perbedaan pandangan antara Postecoglou dan Daniel Levy sendiri.
Menurut Postecoglou, perjalanan lebih penting daripada tujuan. "Ada progress, dan kita harus mengikuti progress itu, dan seberapa sulit progress tersebut, kita tidak boleh melewatinya." Tujuan tanpa diikuti dengan progress tidak memiliki arti, dan Postecoglou menilai hal semacam itu tidak bisa terjadi bagi Spurs.  Tapi ini adalah Postecoglou 2023-2024. Postecoglou 2025 berubah dan menjadi pragmatis, mengingat Spurs menjuarai Piala Liga Eropa dengan ball possession terendah dalam final Eropa. Pada intinya, Postecoglou lebih mengutamakan progress di liga dan di kompetisi Eropa sebagai "penghargaan sebenar - benarnya".
Namun, menurut Daniel Levy, Spurs seharusnya memiliki ambisi yang lebih besar lagi. Tidak bisa sekedar klub bola berperingkat ke -17, harus memiliki ambisi menjuarai Premier League dan Liga Champions. Menurut Levy, penghargaan sebenar - benarnya adalah trofi Liga Champions atau trofi Liga Inggris, bukan trofi Liga Eropa. Menurut Levy, klub harus mampu bersaing di semua lini, mengingat :
"Di musim pertamanya, kami finis di peringkat lima, dan di musim kedua kami sangat senang bisa mengangkat trofi. Tapi kami harus bersaing di semua ajang, dan kami merasa perlu ada perubahan," lanjut Levy.
Itulah perbedaan utama pandangan Postecoglou dan Levy.Â
Sumber :
Liew, Jonathan.  (2025).  Ange Postecoglou's triumphant sacking holds the key to modern football. The Guardians.
Araaf, Bilhaqi Amjada. (2025). Presiden Tottenham Daniel Levy Ungkap Alasan Pecat Postecoglou: Satu Trofi Eropa Tidak Cukup. Haluan RiauÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI