Mohon tunggu...
althafdanendra
althafdanendra Mohon Tunggu... Lainnya - masih hijau

menjemput inspirasi sampai ke ujung bumi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Siapa Cocok Gantikan Sarri, Pochettino atau Gasperini?

9 Agustus 2020   00:31 Diperbarui: 9 Agustus 2020   00:20 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pochettino atau Gasperini | Twitter

Juventus langsung mengambil keputusan tegas pasca disingkirkan Lyon dari ajang Liga Champions. Maurizio Sarri dipecat 12 hari setelah mempersembahkan gelar scudetto ke-36 untuk Si Nyonya Tua.

"Klub ingin mengucapkan terima kash kepada pelatih, karena sudah menulis halaman baru di buku sejarah Juventus dengan gelar kesembilan beruntun," tulis pernyataan Juventus, Sabtu (8/8/20).

Tak ada yang salah dengan keputusan manajemen Juventus. Begitulah sepakbola industri saat ini. Bagi Sarri pun hal tersebut sudah lumrah, ia juga pernah merasakan hal serupa saat melatih Chelsea. Meraih gelar Liga Europa lantas tersingkir oleh Frank Lampard.

Kini publik menanti siapa pengganti Sarri? Sejumlah pelatih beken muncul ke permukaan. Mulai dari Mauricio Pochettino, Antonio Conte, Zindine Zidane, hingga pelatih yang kini tengah naik daun, Gian Pierro Gasperini. Nama pertama yang disebut kabar terakhir malah sudah dihubungi oleh manajemen Juve.

Status tanpa klub membuat Pochettino paling diunggulkan dibanding nama-nama lain. Pria Argentina ini adalah salah satu pelatih termuda terbaik saat ini. Nasib sial yang membuatnya digantikan Jose Mourinho di Tottenham Hotspur.

Namun pertanyaannya kemudian, apakah taktik Pochettino kelak bakal berjalan lancar di Juve jika ia terpilih jadi pelatih?

Saat melatih The Lilywhites, Pochettino dikenal sebagai pelatih yang menerapkan metode taktik pressing ketat. Persis seperti yang diterapkan oleh gurunya, Si Gila, Marcelo Bielsa. Metode pressing ala Pochettino berbeda dengan konsep gegenpresing milik Juergen Klopp.

Taktik Pochettino lebih mengarah ke counterpressing. Metode ini sangat ampuh saat Spurs melawan Ajax di babak semifinal Liga Champions musim lalu. Pemain Spurs sukses mengganggu alur permainan lawan sambil juga menciptakan kesempatan melalui serangan balik yang dimenangkan dari area yang tinggi di lapangan.

Hat-trick Lucas Moura ke gawang Ajax jadi contoh nyata bagaimana skema Pochettino sangat ampuh mengatasi lawan yang menguasai jalannya pertandingan. Sayang saat bertemu gegenpresing Klopp di final, skema tersebut berantakan.

Secara umum, Pochettino gemar memakai 4-2-3-1 atau 4-3-3, yang sudah ia pakai sebanyak 30 kali (dari total 32 pertandingan) pada Liga Inggris musim 2017-18, formasi tak jauh berbeda kembali ia terapkan di musim berikutnya. Taktik ini bisa cocok untuk Juventus dengan tentu saja mengandalkan Cristiano Ronaldo layaknya Soo Heung-min dan Lucas Moura saat di Spurs.

Namun jika merujuk kembali kepada pernyataan Presiden Juventus, Andrea Agnelli bahwa klub berencana melakukan peremajaan maka sosok yang terbilang tepat tentu saja Gian Pierro Gasperini.

Secara taktik, pelatih Atalanta ini terbiasa dengan metode 3-5-2 atau 3-4-3 namun tidak statis seperti milik Pochenttino. Gasperini ialah tipikal pelatih yang mampu melakukan perubahan di kondisi tim tengah tertekan. Hal ini yang tak dimilik Pochettino dan diakui sendiri olehnya bahwa salah satu kelemahannya saat melatih Spurs ialah terlambat mengganti pemain dan pola yang statis.

Ditambah, Gasperini juga bukan orang baru di Juventus. Ia adalah pelatih tim muda Juventus pada periode 1994 hingga 2003. Tentu ini jadi nilai plus dan selaras dengan keinginan Agnelli untuk melakukan peremajaan pada Juventus.

Nama seperti Domenico Criscito ialah buah dari didik Gasperini di tim muda Juventus. Selain itu ada juga nama pelatih muda berbakat milik Verona, Ivan Juric. Pelatih asal Kroasia ini disebut media Italia sebagai pelatih yang memiliki kesamaan taktik dengan Gasperini.

22 tahun melatih klub di Italia membuat Gasperini kini menuai hasilnya di Atalanta. Ia suskes membuat kerangka tim tidak hanya untuk jangka pendek dan juga menengah tapi juga jangka panjang. Gasperini juga pelatih yang tidak hanya tergantung pada satu pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun