Pertandingan final Liga Eropa musim ini mempertemukan dua tim besar Eropa, Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan, yang berlangsung pada Sabtu, 31 Mei waktu setempat di kota sepak bola penuh sejarah, Mnchen, Jerman. Laga ini bukan hanya soal memperebutkan trofi, tetapi juga menjadi ajang pembuktian kekuatan dua klub raksasa dengan ambisi tinggi. Namun, hanya satu yang benar-benar tampil dominan dan itu adalah PSG.Sejak sebelum laga digelar, berbagai media telah memunculkan teori bahwa setiap kali final Eropa digelar di Mnchen, akan muncul juara baru. PSG pun seakan mengamini teori itu dengan penampilan luar biasa yang ditunjukkan sepanjang 90 menit pertandingan. Mereka menang telak atas Inter Milan dengan skor mencolok dan cara yang sangat meyakinkan.
Gol Cepat Hakimi, PSG Langsung Menekan
PSG tak butuh waktu lama untuk membuka keunggulan. Begitu peluit babak pertama ditiup, anak-anak asuhan Luis Enrique langsung menguasai tempo permainan dan tampil agresif. Hasilnya, Achraf Hakimi mencetak gol cepat yang langsung mengguncang lini pertahanan Inter. Gol tersebut tak hanya menunjukkan mental juang PSG, tetapi juga membungkam pendukung Inter yang hadir di stadion.
Dominasi Berlanjut, Dou Tampil Mengesankan
Tidak berselang lama dari gol pertama, PSG kembali menambah keunggulan. Kali ini giliran Dsir Dou, pemain muda berusia 19 tahun yang menunjukkan kelasnya. Dengan keberanian dan kepercayaan diri tinggi, Dou menuntaskan peluang dengan sangat baik dan membuat PSG unggul 2-0.
Di babak pertama saja, PSG sudah memperlihatkan betapa solidnya lini tengah mereka. Fabian Ruiz, Vitinha, Joaomenjadi motor permainan yang mengatur ritme dengan sangat rapi. Inter Milan yang biasanya tampil kuat dan kompak, kali ini justru terlihat kesulitan dalam menghadapi tekanan bertubi-tubi dari para pemain PSG
Babak Kedua: PSG Semakin Mendominasi
Memasuki babak kedua, dominasi PSG kian menjadi. Seolah tak puas dengan keunggulan dua gol, Les Parisiens terus menggempur pertahanan Inter.
Dsir Dou kembali menjadi bintang. Di menit ke-60, ia mencetak gol keduanya setelah menerima assist dari vitinha . Pemain muda asal Prancis itu dengan cerdik memanfaatkan celah kecil di pertahanan Inter dan mencetak gol ketiga PSG. Skor menjadi 3-0, dan harapan Inter untuk bangkit perlahan memudar. Babak kedua pertandingan antara Paris Saint-Germain (PSG) melawan Inter Milan di ajang bergengsi Eropa ini menjadi sorotan tajam para pecinta sepak bola dunia. PSG, yang sejak awal tampil solid, tampak semakin menikmati permainan mereka di paruh kedua. Namun, di balik gaya bermain yang terlihat ringan dan penuh percaya diri itu, ada disiplin taktik yang tetap terjaga rapi. Tim asuhan Luis Enrique benar-benar memperlihatkan kualitas sebagai tim elite yang tak hanya mengandalkan individual brilliance, tetapi juga kolektivitas dan strategi matang.
PSG menguasai pertandingan dengan dominasi lini tengah yang luar biasa. Tiap kali Inter mencoba membangun serangan, para pemain PSG cepat melakukan tekanan dan transisi. Hasilnya, banyak momentum yang didapatkan oleh klub asal Prancis ini. Mereka tidak hanya menguasai bola, tetapi juga mengontrol tempo dan arah permainan. Tidak heran jika gol keempat pun akhirnya datang di menit ke-73, sebuah penegasan bahwa PSG bermain dengan sangat efektif dan efisien.
Adalah Khvicha Kvaratskhelia, winger asal Georgia yang tengah naik daun, yang mencatatkan namanya di papan skor. Gol ini menjadi bukti kualitas pemain berusia 23 tahun tersebut. Mendapatkan umpan terukur dari Ousmane Dembl, Kvaratskhelia berhasil menusuk ke dalam kotak penalti, melewati satu bek, lalu melepaskan tembakan mendatar yang tak mampu dihentikan kiper Inter. Gol tersebut disambut gemuruh oleh para suporter PSG yang memadati stadion, dan seakan menjadi pukulan moral tambahan bagi tim tamu.
Luis Enrique kemudian melakukan beberapa pergantian pemain, mungkin untuk menjaga kebugaran pemain inti dan juga memberi kesempatan bagi pemain cadangan untuk unjuk gigi di panggung besar. Namun, alih-alih menurunkan intensitas permainan, pergantian itu justru membuat PSG semakin tajam. Mereka tetap bermain dengan tempo tinggi dan tekanan konstan.
Pertandingan kemudian ditutup dengan manis oleh gol kelima PSG di menit ke-86, kali ini melalui kaki Warren Zare-Emery Mayulu. Pemain muda yang dikenal dengan visi bermain dan daya jelajah luar biasa ini menunjukkan kualitasnya dengan sebuah penyelesaian klinis. Ia menyambut bola liar hasil tembakan jarak jauh yang diblok bek Inter, lalu menendangnya ke pojok kanan bawah gawang tanpa bisa dijangkau kiper. Gol ini menjadi simbol betapa dalamnya skuad PSG musim ini, bahkan pemain mudanya pun bisa tampil memukau di laga sekelas ini.