Ketua RT Jangan Jadi Den Bei!

Ketua RT jangan jadi Den bei !

dengan tumbuhkan semangat gotong royong

Sayyid jumianto

Sungguh jabatan ini semua orang menolak dan tidak mau, walau disebagaian wilayah di Jogja ada "gaji"nya. 

Semua orang ditunjuk akan angkat tangan tidak mau jawab mereka jujur adanya. 

Sehingga ketika pilkaret ditempat saya dulu setiap grup ronda harus jagokan dua orang untuk maju "bursa" calon ketua  RT (cakaret). 

Masing-masing individu boleh "kampanye" untuk tidak dipilih lewat grup yang ada di ke RTan seperti grup wa pemuda, dasawisma, grup wa bapak-bapak dan grup ronda. 

Lucu kampanye kok tidak mau dipilih? Ada beberapa alasan klasik cakaret ini. Alasan pekerjaan, selalu keluar kota, istri tidak boleh njago dan lain-lain.

Sebenarnya ketua RT itu garda terdepan lini pemerintahan terkecil di republik ini. Sering dipandang sebelah mata dan dibaikan keburu ada masalah keluarga, kejahatan(kriminalitas) dan buat surat data pribadi pak RT dicari!!.

Benar adanya ketua RT itu ujung tombak juga ujung tombok karena itulah seperti penanganan covid 19 yang mana ketua RT dijadikan satgas penanggulan covid19 inilah peran nyata ke RT an saat ini.

 Karena kunci utama jadi ketua RT adalah pengabdian yang tulus dan berani tombok!

Jangan jadi Den bei!

Itulah ungkapan nyata orang-orang di Jogja ketika seorang pemimpin ternyata ndobel tugas sebagai bagaian organisasi yang dipimpinya. 

Ketua RT rangkap bendahara RT, rangkap sie keamanan misal ini terjadi maka tidak boleh sedemikian ini.

 Harusnya buatlah hidup sel organisasi ke rtan kita dan dorong semangat organisasi pengurus  dan kelola dengan lebih baik"ngewongke wong".

Saran

Bila kita jadi ketu RT harus sabar, iso ngemong, dan bisa berbagi tugas dengan yang lain. Jujur amanah dan adil