Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tumbal [27] Jalan Panjang Kebenaran #3

21 Oktober 2020   19:44 Diperbarui: 21 Oktober 2020   19:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumbal [27]  Jalan panjang kebenaran #3

"bila kamu ingin maju maka bacalah apa yang kamu bisa dan kerjakan apa yang kamu bisa kerjakan bukan menunggu apalagi menanti kepastian, karena niat itu di mulai dari usaha kita sendiri" alsayyidja

............

Kakak dan aku seakan tidak bisa bergerak untuk menyingkap awan gelap tentang kakek dan neneka kami yang entah dimana kuburnya sekarang, pandemi wabah corona yakni virus covid 19 seakan membuat gamang kami mealangkah lurus kedepan yang ada seperti menyusur kembali rimbunya hutan dan rawa yang menjebak kami karena wabah ini mencegat jalan kebenaran ini.

Pertengahan bulan Oktober 2020 ini seakan menjadi sebuah jalan terang bagi kami sejak awan mencekam pandemi corono 19 yang telah menelan ribuan nyawa  dinegeri ini bahkan jutaan nyawa di seantero dunia inikah yang dinamakan wabah global yang karena juga aku sadari ini awalnya juga manusia sendiri yang menciptakannya.

Info dari pemerintah yang membuat hati kami tercekat ketakutan sejak maret 2020 tahun yang gelap bagi kami, semua tegang dan waspada inilah yang membuat kami masih trauma bila kedatangantamu khususnya didaerah merah virus ini kami masih enggan dan trauma entah mengapa angin semilir kedatangan vaksin awal nopember besok tidak membuat kami sedikit gembira karena wabah ini seakan mengintai kelemahan kami.

"semua ada waktunya, inilahyang dinamakan tantangan, disini Jogja tidaklah terlalu kecil untuk kita susuri tentang tempat, saksi mata dan peristiwa yang lampau disini masih menyimpan lembaran-lembaran tutur yang entah ditulis atau tidak tentang peristiwa kini yang imbasnya masa lalu dan masa lalu di pendam karena tidak mau terbawa oleh rezim yang dulu pernah refresif di negeri ini"  aku dengar kuliah pagi ini dari kakak maklum bila bicara aku harus mendengarnya takut menyangkal salah.

Belajar dirumah, sekolah dirumah, bekerja di rumah sebenarnya membuat kami  dan anak-anak jenuh tetapi mau apa lagi sebagai guru kami harus konsisten untuk tetap mengirim tugas kami online maupun offline dan itulah yang membedakan pembelajaran kami sebelum ada pandemi ini dan setelah ada pandemi ini semua berubah sedemikian cepatnya dan akhir tahun sudah mengintai kami dan ini baru kami sadari

'wabah corona ini seprti dulu kata  bapak mirip sebagai balak dan kutukNya atas prialaku kita dulu bapak perah bilang ada wabah pes yang menyebabkan banyak orang meninggal dari virus tikus yang menular kepada manusia dan kini wabah corona ini seakan mengulang kembali bahwa birus pageblug dan wabah ini tidak akan pernah sirna bila masih anda umat manusia di dunia ini" kata kakak lagi

Pagelug kata orang jawa, wabah kata sebagain teman dan juga pandemi kata sebagain negara yang lain ini sama karena kita tidak menyadari bahwa semua ada karena ulah kita  sendiri tidak bisa menjaga diri dan faktor lingkungan yang kita diami .

Angin surga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun