Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tumbal [15] Mencari Jejak Nisbi

24 September 2020   13:00 Diperbarui: 24 September 2020   13:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dok. pribadi

Tumbal [15} Mencari Jejak Nisbi

Jejak langkah

Tak kan pernah kendor

Untuk mencarimu

Walau aral melintang 

Di gelapnya malam dan cerahnya siang

Mencarimu di jejak Nisbi...

:alsayyidja

Sebait Tulisan tidak akan bisa berarti apa-apa apalagi hanya sebuah buku harian yang penuh perasaan, susah, senang, dan emosi yang  tidak tertahankan, tetapi sebuah fakta seakan tidak bisa terlupa bahwa buku harian adalah juga sebuah dokumentasi kehidupan bapak yang entah kenapa harus kami buka dan sibak apa yang bapak tulis sebagaian adalah dokumen sejarah  sakasi mata yang pertama sekaligus sebagai korban dari apa yang yang dinamakan"clesing september" pembersihan musuh bersama, waau sakit dan rindu dendam menghantui bapak kala menulisnya seakan tertuang runtut sampai akhir hayatnya bapak tetap mencari kebenaran itu.

Bulan September sampai Oktober tiap tahunnya seakan memperkuat kenanagan pedih bapak pada peristiwa yang tidak bisa di lupakannnya seumur hidup dan jelas membayang di kehidupannya hanya sebagian yang pernah bapak bagi yang mengatakan bahwa kuasa dan kekuasaan itu membutakan siapa saja yang mau merengkuhnya dan menghalalkan segala cara dengan mengorbankan rasa kemanusiaan dan juga  jiwa raga orang lain.

"semua berawal dari haus kekuasaan dan akhirnya membuat tragedi itu, tetapi orang-orang kiri benar akan menggubah ideologi bangsa ini dan  berkuasa tetapi takdir Tuhan tidak bisa berpihakpada mereka itulah kenyataan yang ada " itulah yang bapak sampaikan pada kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun