Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

P.E.N.J.A.R.A

14 April 2018   11:50 Diperbarui: 14 April 2018   12:05 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjara

Alsayyid jumianto

Pria itu nampaknya beanr-benar lapar, di beberapa warung makan di mintalah makan pada yang makan diangkringan, dan juga di warteg dicobanya untuk mengganjal  perutnya, banyak yang tidak memberinya makan apalagi minum, bahkan umpatan yang  di terimanya!

"aku tetap bersyukur atas karunia laparmu ini ya Tuhan" gumannya di hati lirih

Dia kaget karena  berdirinya tepat di selah warung makan yang baru laku keras  itu terdengar disuaranya bagai geledek tanpa hujan,

"he kere, kamu pergilah nanti dagananku tidak laku, cepat" hardiknya padaku aku pergi tetap dengan menahan perut laparku ini.

"pak njenengan masih muda bekerjalah pak jangan minta makan melulu" kata seorang pemuda dengan muka masam melihatku  minta makan siang itu.

"ya bekerjalah" sahut seorang wanita di dekat pemuda perlente itu.

Semua jalan seakan buntu dan aku bukanlah kucing sang pencuri ikan pemilinya tau anjing yang mencari serakan tulang diantara tong sampah para manuasi tamak yang makan sekerta tulangnya dilemparkan begitu saja, lapar, meina-minta sebenarnya kau tidak suka minta-minta tetapi benar semua harus aku lakukan hari ini sudah hampir dua hari ini aku tidak punya pekejaan setelah mandor tempatku bekerja mengusirku secara halus,

"mas besok tidak kami lanjutkan pekerjaan ini karena itulah mas saya persilahkan untuk mencari pekerjaan  ditempat yang lain" itulahanggukan aku dengan seratusan buruh perumahan yang ternyata kaena masalah dnegan hukum disita KPK karena diduga pekerjaannya mengambil dan menggunakan uang negara untuk bisnis perumahan, galau, resah karena duahari belum bekerja seakan membuat pikiran nanar dan berbuat keji, menjadi penjahat!

Seakan syetan sudah membuatku lupa akan kelaparan perutku ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun