Mohon tunggu...
Alpina Dwiyanti
Alpina Dwiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 1 - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selamat Datang!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Digital: Pendidikan dan Budaya dalam Perspektif Antropologi

9 Desember 2023   12:03 Diperbarui: 9 Desember 2023   12:26 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.anthropology.id/wp-content/uploads/2017/05/97eda9586ad847b5cac4e698a7c38cfd_L-600x360.jpg

          Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memberikan pengaruh yang besar terhadap berbagai aspek, termasuk aspek pendidikan dan budaya. Hadirnya teknologi kita akui memberikan kemudahan dalam melakukan berbagai kegiatan seperti komunikasi, mencari informasi, pendidikan, sosial hingga ekonomi. Namun, tidak bisa dipungkiri munculnya teknologi juga memberikan dampak negatif. Tentunya kedua dampak tersebut bergantung bagaimana kebijakan kita menggunakan teknologi.

          Dalam bacaan kali ini Anda akan difokuskan mengenai transformasi digital terhadap pendidikan dan budaya dalam perspektif antropologi. Sebelum membahasnya lebih lanjut, mari kita ketahui definisi tiap poinnya!

    Apakah Anda pernah membaca atau mendengar kata "antropologi"?

    Lalu apa definisi dari antropologi?

          Dalam bahasa Yunani, antropologi terdiri dari dua kata yaitu antropos yang berarti manusia dan logos yang memiliki makna studi atau ilmu. Dari arti tersebut dapat dikatakan bahwa antropologi adalah sebuah cabang ilmu tentang manusia yang meneliti perilaku-perilaku atau budaya manusia. Menurut William A. Havilland, antropologi ialah studi yang fokus kepada manusia, guna menyusun generalisasi yang berguna mengenai tingkah lakunya, serta untuk mendapatkan pengertian yang lengkap mengenai keberagaman umat manusia. Menurut David Hunter, antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. Karena menurut Koentjaraningrat antropologi merupakan ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya terkait warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.

    Transformasi digital

          Transformasi digital ialah perubahan-perubahan serta perkembangan dari digital atau bisa juga disebut dengan teknologi. Teknologi digital akan terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Tentu kita perlu hati-hati atas transformasi digital ini, mau dibawa ke arah mana pengaruhnya, apakah ke arah positif atau negatif, semua keputusan ada di tangan kita.

    Pendidikan dan Budaya

          Tentu kita tidak asing dengan kedua kata ini, bahkan kita juga sudah paham akan keduanya. Pendidikan merupakan proses belajar dan transfer ilmu yang memiliki tujuan yang jelas yaitu melahirkan generasi yang cerdas. Budaya merupakan cara hidup yang melekat pada diri Masyarakat di suatu daerah, suku, atau ras tertentu.

          Transformasi digital terhadap pendidikan

          Transformasi digital memberikan perubahan yang signifikan terhadap pendidikan. Sudah kita alami saat terjadinya Covid-19, semua kegiatan termasuk pendidikan pengalami perubahan. Pendidikan yang semulanya selalu dilakukan tatap muka di satu tempat, kini bisa dengan jarak jauh menggunakan kecanggihan teknologi. Hal ini merupakan contoh perubahan budaya pendidikan. Berikut dampak positif transformasi digital terhadap pendidikan:

  • Memudahkan proses belajar-mengajar jarak jauh. Dengan adanya teknologi, kini jarak sudah tidak lagi menghambat proses belajar.
  • Mudah mengakses berbagai informasi mengenai bahan ajar dan materi pembelajaran. Kita dapat mengakses bahan ajar atau materi dengan mudah di internet, semua informasi mengenai pembelajaran telah tersedia di berbagai platform.
  • Memudahkan proses pembe lajaran di kelas. Teknologi juga mempermudah penayangan materi (berbentuk visual) di kelas.

  Selain dampak positif, transformasi digital juga memberikan dampak negatif:

  • Membuat tidak fokus dan malas. Teknologi kerap kali membuat anak tidak fokus belajar dan malas, banyak mengakses media hiburan dibandingkan media pembelajaran. Sering berkecimpung dunia digital juga menurunkan jiwa sosial anak.
  • Mendapat informasi hal-hal negatif yang dapat merusak moral. Banyak sekali tontonan-tontonan yang tidak bermutu dan dapat merusak moral, seperti konten pornografi, anti toleran dan lain sebagainya.
  • Kecanduan. Teknologi dapat memberikan efek candu, yaitu kecanduan bermain game atau mengakses berbagai platform media sosial. Ini dapat memengaruhi minat belajar dan tak sedikit yang menjadi temperamental.

         Transformasi digital terhadap budaya

          Dengan perkembangan teknologi saat ini, mudah sekali budaya asing masuk ke Indonesia dan mulai tergesernya budaya lokal. Tak sedikit pula budaya asing yang tidak sesuai ideologi bangsa, oleh karena itu kita perlu memiliki pondasi untuk terus melestarikan budaya lokal dan menyaring budaya luar. Di era modernisasi dan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, akan kah budaya lokal dapat bertahan dan tetap Lestari?

          Mengutip dari goodnewsfromindonesia.id salah satu upaya dalam menjawab tantangan ini melalui digitalisasi kebudayaan. Digitalisasi kebudayaan bertujuan untuk memperkenalkan, mengembangkan, dan melestarikan warisan budaya lokal melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Hadirnya digital memudahkan dalam akses global terhadap berbagai informasi, termasuk pengetahuan budaya di suatu daerah. Hal ini membuka peluang untuk saling belajar berbagai budaya sehingga dapat meningkatkan minat terhadap warisan budaya lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun