Mohon tunggu...
Fika Afriyani
Fika Afriyani Mohon Tunggu... Freelancer - Asisten Peneliti

Ruang latihan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Amor Fati" Karya Rando Kim

23 April 2019   16:54 Diperbarui: 23 April 2019   17:13 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Amor Fati (Cintai Takdirmu) adalah buku kedua yang merupakan rangkaian dari buku sebelumnya Time of Your Life (saya akan buat tulisannya nanti ^^).

Buku ini iseng saya beli saat muter-muter di toko buku Gramedia, Depok sambil menunggu hujan berhenti. Berada di rak yang sama dengan temannya Time of Your Life yang bersampul kuning, Amor Fati tidak kalah menarik perhatian dengan sampul biru tosca dan judul yang berwarna oranye dan berhasil menarik perhatian saya karena judulnya yang sama dengan judul lagu sebuah band asal Korea Selatan, Epik High. Bukan sebuah kebetulan tampaknya karena sang penulis adalah orang Korea.

Cintai Takdirmu, adalah buku non-fiksi yang bertemakan pengembangan diri. Khususnya bagi para pembaca yang membutuhkan suntikan semangat untuk bertahan 'mencintai takdirnya'. Sang penulis merupakan seorang dosen yang pada awalnya membuat tulisan Time of Your Life untuk menyemangati para pemuda berusia 20an, namun para pembaca yang sudah tidak berusia 20an ternyata juga turut merasakan dampak dari tulisan sang dosen. Terlebih Amor Fati benar-benar ditujukan bagi siapa pun yang sedang bertahan di pintu kedewasaan.

Seperti sebuah pepatah yang mengatakan, 'bertambah tua adalah sebuah kepastian dimana menjadi dewasa adalah pilihan'. Begitu halnya dengan yang ditulis oleh dosen Rando dalam Amor Fati. Dia sendiri yang telah melewati usia 50 tahun masih menanyakan apakah dirinya sudah dewasa?

Dewasa dalam hal apa? Bisa saja dalam pekerjaan, keluarga, percintaan, bahkan dewasa dalam mengendalikan nafsu belanja!

Dewasa yang seperti apa? Well, setiap orang yang membaca Amor Fati akan merasakan pendewasaan yang berbeda-beda, bagaimana mereka merasakannya sesuai dengan kehidupannya masing-masing, sesuai dengan cobaan dan tantangan yang dihadapi masing-masing. Oleh sebab itu, kita tidak dapat menyamakan atau membandingkan kondisi pendewasaan kita dengan orang lain. Bila proses pendewasaan diri tersebut dirasa sudah sangat mentok dan tidak bersolusi, disitulah kita harus mencintai takdir kita. Bertahan, bukan menyerah.

Review dari saya mungkin tidak merangkum buku tersebut secara keseluruhan. Tapi mudah-mudahan dapat memancing penasaran untuk membaca Amor Fati. Mudah-mudahan saya juga tidak terlalu lama menunda membuat tulisan selanjutnya tentang review Time of Your Life.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun