Mohon tunggu...
aloysius gonzaga
aloysius gonzaga Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Pemrograman Konvensional vs Artificial Intelligence: Transformasi Logika Menuju Kecerdasan

26 September 2025   10:48 Diperbarui: 26 September 2025   10:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Di era serba digital, istilah "pemrograman konvensional" dan "Artificial Intelligence (AI)" sering muncul dalam diskusi teknologi. Keduanya memang sama-sama berbicara soal kode dan algoritma, tetapi cara kerja dan dampaknya sangat berbeda. Menariknya, perbedaan ini justru membuka jalan bagi sebuah kolaborasi yang bisa mengubah wajah teknologi di masa depan.

Logika Kaku dalam Pemrograman Konvensional

Pemrograman konvensional ibarat seorang guru yang menulis aturan di papan tulis, lalu murid harus mengikuti persis apa yang tertulis. Sistem hanya bergerak sesuai arahan yang dibuat programmer. Kalau ada perubahan kebutuhan, maka kode pun harus diubah manual.

Kelebihan dari pendekatan ini adalah kepastian. Programmer tahu persis bagaimana hasil akhir akan muncul, karena semua sudah dirancang dari awal. Namun, justru di situ juga kelemahannya: ketika situasi berubah, sistem tidak bisa beradaptasi sendiri.

Kecerdasan Adaptif dari Artificial Intelligence

Berbeda dengan logika kaku, AI lebih mirip murid yang belajar dari pengalaman. Ia mengamati pola, mengingat data, lalu membuat keputusan baru berdasarkan pengalaman sebelumnya. Semakin banyak data yang masuk, semakin tajam pula kemampuannya.

Kita bisa melihat contoh AI dalam kehidupan sehari-hari. Saat membuka YouTube, rekomendasi video muncul sesuai kebiasaan menonton kita. Tidak ada programmer yang menuliskan satu per satu aturan tontonan itu; sistemlah yang belajar dari jejak digital kita.

Pertarungan atau Kolaborasi?

Banyak yang bertanya: apakah AI akan menggantikan pemrograman konvensional? Jawabannya tidak sesederhana itu.

Pemrograman konvensional masih menjadi pondasi utama. Semua sistem AI pun tetap berdiri di atas kerangka konvensional. Sementara itu, AI memberikan "otak tambahan" agar sistem lebih cerdas dan responsif. Jadi, alih-alih bertarung, keduanya justru saling melengkapi.

Dampak bagi Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun