Mohon tunggu...
Aloysia Bwariat
Aloysia Bwariat Mohon Tunggu... Guru - #iTeach

Hogwarts wasn't hiring, so i teach muggles instead

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolb's Experiential Learning Theory

10 Desember 2021   22:59 Diperbarui: 10 Desember 2021   23:12 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

David Kolb adalah soerang ahli teori pendidikan Amerika yang minat dan publikasinya berfokus pada experiential learning, perubahan individu dan sosial, pengembangan karir, dan pendidikan eksekutif dan profesional

Teori Experiential Learning  Kolb menggabungkan empat siklus belajar dengan empat gaya belajar. Ini memberikan dasar yang kuat untuk pembelajaran dan pengembangan dengan menggambarkan proses ideal di mana pengetahuan diciptakan melalui pengalaman.

Menurut Kolb, belajar terjadi ketika konsep abstrak diterapkan pada situasi baru. Pembelajaran benar terjadi jika pengalaman terjadi, lalu siswa mengemumakan sebagai dasar pikiran. Menghafal atau mengingat kembali ide-ide yang diajarkan kepada kita untuk disimpan, bukanlah pembelajaran yang benar.

Empat siklus Experiential Learning adalah sebagai berikut:

1. Concrete Experience

Pengalaman baru dari pengalaman yang sudah terjadi dapat dianggap sebagai pengalaman konkret. Menurut Kolb, belajar membutuhkan keterlibatan. Menjadi terlibat dengan pembelajran, membantu siswa memproses pengalaman.

2. Reflective Observation

Setelah pengalaman konkrit, seorang siswa harus mundur untuk melakukan refleksi. Pertanyaan dapat diajukan, pengalaman didiskusikan dengan orang lain. Tahap ini membutuhkan komunikasi, yang memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi ketidakharmonisan antara pengalaman dan pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi sebagai hasilnya. 

3. Abstract Conceptualization

Langkah ini siswa memahami peristiwa. Kesimpulan diambil melalui refleksi atas pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Ide-ide yang familiar dapat digunakan sebagai pembanding. Kemungkinan dapat didiskusikan dengan rekan kerja. Transisi dari observasi reflektif ke konseptualisasi abstrak dimulai ketika siswa mulai mengklasifikasikan konsep dan membentuk kesimpulan. Interpretasi harus dibuat antara pengalaman dan pemahaman saat ini tentang proses atau ide. Siswa dapat melibatkan modifikasi kesimpulan berdasarkan ide-ide yang sudah ada sebelumnya. 

4. Active Experimentation

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun