Montessori percaya bahwa anak-anak perlu memiliki banyak waktu untuk mengerjakan sebuah materi. Di sekolah Montessori saat ini, sangatlah memungkinkan untuk anak-anak bektifitas melalui pekerjaan secara fokus, dan mendapat waktu yang cukup untuk refleksi. Hal ini memberi kesempatan siswa untuk menemukan konsep dalam materi dan menemukan pekerjaan yang baru.Â
Selama aktifitasnya, guru memberikan pelajaran kepada individu/kelompok kecil siswa dan melakukan pengamatan terhadap pekerjaan apa yang dilakukan anak-anak. Lalu kemudian digunakan untuk membangun perencanaan pembelajaran. Sehingga penilaian formatif terjadi setiap hari di kelas Montessori.
Kemandirian
Lingkungan yang disiapkan menumbuhkan ruang di mana anak-anak diberdayakan untuk melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri. Semua barang di lingkungan disesuaikan dengan ukuran anak, termasuk furnitur, rak, peralatan makan, dll.Â
Dalam kelas Montessori, guru bukanlah pusat pembelajaran dan tidak ada fukus khusus dalam kelas. Sebaliknya, anak-anak dengan mudah berinteraksi dengan lingkungan, bersama-sama sebagai satu komunitas.
Tidak seperti kelas tradisional di mana guru mengajarkan satu pelajaran ke seluruh kelas, di kelas Montessori, guru mendasarkan pelajaran pada kebutuhan masing-masing siswa.Â
Hal ini memungkinkan anak-anak di kelas Montessori untuk berkembang lebih jauh di bidang kelemahan mereka melalui pelajaran yang ditargetkan dan memberi mereka kebebasan untuk terus membangun kekuatan mereka. Para siswa memiliki pilihan untuk mengerjakan proyek yang diinginkan, tetapi guru harus memastikan bahwa semua kurikulum dan tujuan pembelajran terpenuhi.
Transfer Pengetahuan dan Kolaborasi
Kelas Montessori sengaja mengedepankan kolaborasi yang lebih dan pembelajaran sosial sebagai komponen utama pembelajaran. Anak-anak di kelas Montessori diajarkan bagaimana mengatur interaksi sosial mereka sendiri dan mengalami kebebasan untuk belajar bagaimana bernegosiasi, berbagi, menengahi, dan berkompromi.Â
Hasilnya adalah kelas yang dapat mengatur diri sendiri dimana kesenjangan sosial yang dialami dapat diselesaikan oleh anak-anak itu sendiri, dengan bimbingan panduan metode Montessori.
Perbedaan signifikan lainnya antara ruang kelas Montessori dan ruang kelas tradisional adalah pengelompokan usia yang beragam. Hal ini memungkinkan untuk pengembangan, peluang bimbingan dan kepemimpinan. Kelompok usia yang beragam memungkinkan anak-anak yang lebih muda untuk mencari bantuan dan inspirasi dari teman seumur atau teman yang lebih tua.