Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Nonsens, PSBB Tanpa Dukungan PCR Test yang Memadai

8 April 2020   22:55 Diperbarui: 13 April 2020   21:08 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penumpang di transportasi umum. (sumber: Shutterstock)

Lebih menggembirakan lagi, di Korea Selatan saat ini, mall, super market, sudah mulai dibuka kembali. Orang-orang dan kenderaan sudah kembali banyak terlihat di jalan raya.

Hal sebaliknya terjadi di Indonesia. Kota-kota sangat sepi dan yang lebih menyedihkan Indonesia hanya memiliki lab test dalam jumlah yang kurang dari 10 dan sangat kekurangan test kit. 

Keprihatinan atas kurangnya test kit tersebut disuarakan oleh Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia atau IDI, Slamet Budiarto. Mas Slamet ini mendesak pemerintah untuk menyediakan fasilitas rapid test dengan polymerase chain reaction (PCR) atau alat tes swab Corona. 

Lebih jauh, Ketua IDI ini mengatakan bahwa dengan tersedianya alat tes swab yang bisa satu hari diketahui hasilnya, maka ini selain dapat menekan angka kematian juga sangat penting untuk mencegah penularan. 

Sangat kurangnya test kit dan lab test itu juga diperlihatkan bahwa dalam kurun waktu lima minggu yaitu dari tanggal 1 Maret hingga 5 April di seluruh Indonesia baru dilakukan 9.712 swab test. Bandingkan dengan Korea Selatan yang dalam satu minggu melakukan 140.000 swab test

Keprihatinan kita bertambah ketika mendengar bahwa Presiden Jokowi masih berkutat pada prioritas test PCR  bagi tenaga medis. Ini dapat kita tafsirkan bahwa belum ada dalam pikiran mantan Gubernur DKI Jakarta ini untuk melakukan test massal PCR seperti yang dilakukan oleh Korea Selatan seperti tersebut diatas. 

Tafsir ini diperkuat lagi dengan tidak adanya target jumlah dan waktu test PCR atas alokasi Anggaran APBN Covid-19 yang berjumlah Rp105 triliun.

Rapid Test DKI Jakarta dan Jawa Barat

Memang betul baik DKI Jakarta maupun Provinsi Jawa Barat sudah cukup banyak melakukan test diagnostik dalam lima minggu terakhir. Namun 21.646 rapid test Jabar dan 24.015 rapid test DKI Jakarta tidak banyak manfaatnya sebab 80% yang dihasilkan palsu atau hanya 20% saja yang terbukti valid dan itupun baru dapat dikatakan demikian jika sudah dilakukan swab test dan lab test. 

Lebih jauh lagi, kita belum mendengar kesiapan apalagi target test massal swab (PCR) test baik dari DKI Jakarta apalagi dari Jawa Barat.  Tambah belum terdengar lagi kesiapan daerah-daerah lain untuk test PCR ini.

Secercah Harapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun