Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Yang Untung dan Yang Buntung dari Karantina Covid-19

18 Maret 2020   15:16 Diperbarui: 18 Maret 2020   19:59 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kosong Melompomg Lapangan Parkir Motor, Stasiun KRL Bojong Gede, Bogor | Dokpri

Seperti kita ketahui Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memutuskan untuk meliburkan seluruh sekolah di DKI Jakarta. Kebijakan yang mulai efektif sejak tanggal 16 Maret ini kemudian diperkuat dengan keputusan pengurangan frekuensi dan jam operasi transportasi umum MRT, LRT dan TransJakarta. 

Sebelumnya, Bang Anies juga sudah menutup 30 destinasi wisata di wilayah DKI Jakarta efektif 14 Maret. Beberapa destinasi wisata tersebut adalah Kawasan Monas, Kawasan Kota Tua, Kawasan Ancol, dan Museum Bank Indonesia/Perpustakaan Nasional.

Semalam, Anies tampil pada pada ILC TvOne via tele conference. Disini antara lain dijelaskan oleh Mantan Menteri Pendidikan ini bahwa rangkaian kebijakan nya tersebut ditujukan untuk membatasi kerumunan dan pergerakan orang-orang atau massa.

Kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi dan membatasi kerumunan orang-orang (limited crowd) tersebut mencakup keputusan untuk meliburkan seluruh sekolah dan menutup 30 destinasi wisata di DKI Jakarta. Sedangkan kebijakan pengurangan frekueansi dan jam operasional transportasi publik ditujukan untuk mengurangi pergerakan orang-orang. 

Kebijakan meliburkan sekolah juga bertujuan untuk mengurangi pergerakan orang-orang. Ini menurut Bang Anies oleh karena selain pergerakan siswa yang pergi ke dan pulang dari sekolah, orang tua atau pengantar juga ikut bergerak mengantar dan menjemput para siswa tersebut.

Anies berhasil. Anies jelas berhasil mengurangi kerumunan massa. Kerumunan massa di 30 destinasi wisata itu dan di seluruh sekolah di DKI otamatis hilang seratus persen.

Jokowi: MRT, LRT, dan TransJakarta Perlu Beroperasi Secara Penuh

Walaupun demikian, Anies terkesan gagal untuk mengurangi kerumunan massa di halte TransJakarta dan di stasiun-stasiun MRT dan LRT. Penumpang bahkan menumpuk dan berdesakan selama ber jam-jam di hampir seluruh halte bis TransJakarta dan di seluruh stasiun MRT/LRT. Jelas ini sangat menyusahkan mereka lebih-lebih yang dengan pekerjaan sebagai buruh/pegawai dengan sistem penggajian (payrolll) harian atau jaman.

Ada artikel Kompasianer yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan agar Anies kembali mengoperasikan tarnsportasi umum termaksud seperti sedia kala. Namun, belum ada kabar apakah perintah Jokowi ini ditaati atau tidak oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

KRL KCJ

Hal sebaliknya, terlihat pada stasiun-stasiun KRL. Menurut petugas KRL di stasiun Bojong Gede, Bogor, penumpang turun drastis sekitar 50 persen sejak tanggal 16 Maret. Ini merupakan kontribusi besar dari kebijakan KCJ untuk tidak mengurangi frekuensi dan jadwal KRL secara keseluruhan, di satu sisi, dan di sisi lain banyaknya pegawai dan orang-orang yang tidak berangkat kerja ke DKI Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun