Mohon tunggu...
Almeyda Larasati
Almeyda Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Almeyda Larasati

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sexual Urges, Homosexual: Islam Point of View

22 Juni 2021   12:08 Diperbarui: 22 Juni 2021   13:37 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dorongan seksual berbeda dengan dorongan makan dan minum. Konon, beberapa orang menganggap bahwa kecendurangan seks itu baik bagi manusia, karena dapat membuat orang menjadi senang setelah melakukan hubungan seksual. Secara ilmiah, efek menyenangkan tersebut disebabkan karena keluarnya Homone Endorfin yang dilepaskan pada saat melakukan hubungan seksual.

Dorongan seksual adalah keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual yang dapat diperoleh dengan perilaku seksual atau aktivitas seksual. Perilaku seksual merupakan sebuah perilaku yang pada awalnya didasari oleh dorongan seksual atau keinginan untuk mendapatkan kesenangan seksual melalui berbagai perilaku seksual yang sifatnya sangat luas. Perilaku sexual tidak melibatkan otot rangka, melainkan meibatkan SNS (somatic nervous system). hubungan antara motivasi seksual dan perilaku seksual, sehingga motivasi dapat memengaruhi seseorang dalam perilaku seksual nya seperti  ereksi.  Contohnya adalah berdandan, merayu, dan menggoda hingga terjadi hubungan seksual. Sedangkan aktivitas seksual adalah kontak seksual yang dilakukan secara berpasangan dengan lawan jenis (Heteroseksual) ataupun sesama jenis (Homoseksual). Dalam perilaku sex ada sebuah 'konsekuensi' perilaku, misalnya orgasme (titik puncak kepuasan seksual) yang merupakan  tanggung jawab pasangan. Contohnya dalam hal ini apakah Ereksi yang dilakukan laki laki  sukses (memuaskan) atau gagal (memicu rasa sakit pada lawan seksnya). Konsekuensi ini muncul kembali untuk merangsang lebih lanjut pada hubungan sex berikutnya atau malah menghambat motivasi seksual masing masing individu.

Hormone yang berperan terhadap perilaku sexual pria adalah Testosteron, hormon ini sensitif terhadap proses motivasi, seperti stimulus seksual memicu motivasi (Beach, 1947). Sebaliknya, kekalahan dan stres dapat menghambat sekresi hormon semacam itu dan dengan demikian menyebabkan berkurangnya minat dalam perilaku seksual (Rose et al., 1975). Pada pria, testosteron sering dianggap mewakili androgens. Neuron yang mensekresi GnRH memperlihatkan semburan aksi potensial, kira-kira dua jam (Bancroft, 1989). CnRH kemudian memicu sisa poros hormon. Testosteron menghambat neuron hipotalamik yang mengeluarkan GnRH. Hipotalamus testosteron sensitivitas neuron Ini meningkatkan motivasi seksual pada laki-laki.

Sedangkan pada wanita, Estradion, merupakan suatu estrogen, disekresikan oleh ovarium wanita. Androgen dan estrogen adalah contoh kelas hormon yang disebut steroid. Androgen pada pria dan estrogen pada wanita disekresikan ke dalam aliran darah umum. Mereka kemudian mengerahkan berbagai efek ke seluruh tubuh di hipofisis anterior, hipotalamus dan saluran reproduksi ('menghasilkan gamet', yaitu sel sperma dan sel telur). Selama kehidupan janin dan segera setelah itu, sekresi GnRH, FSH, LH dan hormon seks tinggi. Aktivitas seksual juga bisa mempengaruhi siklus haid wanita (Cutler dan genoa --- stone, 1998).

Sejumlah struktur otak, seperti amigdala, terlibat dalam motivasi seksual. Neuron dalam struktur ini mengandung reseptor untuk hormon seks, yang membuat neuron peka. Amigdala terlibat dengan melampirkan nilai emosional dan outputnya diarahkan ke striatum ventral. Hipotalamus tampaknya.mengkoordinasikan.mekanisme.tulang.belakang.yang.mendasari.urutan.penyempurna-an refleksif. Nukleus di batang otak mengontrol tindakan seperti refleks untuk memasang dan mendorong.

Setelah orgasme atau ejakulasi, rasa "kenyang" terjadi (efek umpan balik pada motivasi). Yang menurunkan motivasi bukanlah kebalikan dari sensitisasi hormonal. Pada laki-laki rasa kenyang tidak disebabkan oleh menurunnya kadar testosterone dan hilangnya cairan mani. Menurut Murphy (dalam Frederick Toates, 2011), pada laki-laki tingkat neurohormon oksitosin pada saat ejakulasi. Kadar hormon prolaktin yang tinggi akan menghambat perilaku seksual dan kadar prolaktin akan meningkat setelah orgasme, jadi ini mungkin berkontribusi pada rasa kenyang (Krgerdkk (dalam Frederick Toates, 2011).

CINTA DAN HASRAT SEXUAL

Orang-orang bervariasi dalam sejauh mana hasrat seksual terkait dengan cinta romantis untuk satu individu. Begitu bagaimana cinta romantis berinteraksi dengan hasrat seksual? Keterikatan romantis tampaknya memiliki dasar biologis yang berbeda dari hasrat seksual, yang pertama berbagi lebih banyak kesamaan dengan keterikatan,

Orang terkadang menunjukkan romantis 'naksir' tanpa adanya hasrat seksual, jadi itu tampaknya dua sistem yang agak berbeda bergabung dalam kasus percintaan dengan hasrat seksual (Diamond, 2004). Di istilah evolusi, bisa jadi sistem yang mendasarinya yaitu ikatan antara bayi dan pengasuh diadaptasi ('memilih bersama') untuk melayani monogami.

ORIENTASI SEXUAL GAY

Secara umum, membandingkan pria homoseksual dan heteroseksual, tidak ada perbedaan kadar testosteron yang signifikan. Tampaknya 'gen gay' akan sangat dirugikan dalam hal pelestarian genetik karena menurut definisinya akan cenderung bias terhadap jenis kelamin yang secara genetik tidak produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun