Menanti waktu Subuh, bus yang kami naiki berhenti di sebuah warung makan di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta. Tempat tersebut berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari pantai pasir Kukup, yang terkenal dengan pasir putihnya. Kedatangan kami bak disambut dinginnya kabut yang menusuk kulit.
Dulunya rumah makan ini menyajikan olahan welut, seperti: Weloet nyoyor, weloet buta ijo, weloet rica-rica. Bahan untuk masakan welut ini diambil langsung dari Bojonegoro, Jawa Timur.
Kini yang disajikan disini ada aneka olahan ayam (bakar dan goreng). Ikan bakar dan goreng, aneka sop, aneka nasi goreng, telor, olahan daging, serta berbagai minuman seperti: teh hangat, es teh, lemon tea, dll. Tidak perlu menyiapkan budget tinggi menikmati hidangan di sini, karena harganya bersahabat bagi siapa saja.
Pak Supriyanta, nama asli pemilik RM Pak Kirun adalah seorang anggota Polri yang bertugas di daerah sini (Gunung Kidul), asli orang Blora, dan istri orang Gunung Kidul.
Kayu-kayu yang digunakan untuk kursi, meja, dan hiasan di sekitar RM oleh pak Kirun didatangkan langsung dari tempat asalnya, Blora.
RM yang sudah berusia 4 tahun ini buka mulai jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Ada sekitar 10 karyawan yang bertugas pada hari-hari biasanya.