Mohon tunggu...
Al-Kalam
Al-Kalam Mohon Tunggu... -

Seperti Bintang, Menawan dari genangan air, atau Layaknya Asap, semakin tinggi semakin tiada keberadaannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seru Tanya tentang Al-Qori'ah?

17 April 2016   06:26 Diperbarui: 17 April 2016   09:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Seru Tanya tentang Al-Qori'ah !?"][/caption]“Apa yang kaurasakan bila terbitnya matahari tiada lagi dari timur, melainkan dari barat? Pertanyaan apa yang benar-benar ada saat itu? Sudah siapkah? Atau bahkan hal itu kelak menjadi sebuah bahan tawaan? Disaat engkau terjatuh dan bahkan berharap bediri saja sudah bersyukur, masih dianggap bahan tawaan? Saat gunung yang katanya lebih mudah untuk dipindahkan oleh malaikat, justru saat itu dihempaskan bagai kapas! Yaa, bagai kapas. Pernahkah kaulihat kapas berterbangan? Seperti puing yang menari-nari di atap bumi, terhempas begitu saja. Sangat ringan bahkan terbangnya dapat diterka. Bagaimana dengan kita? Sedang apakah kita saat itu? Apakah sedang menunaikan hak Tuhan? Atau melaksanakan kewajiban sebagai hamba? Atau sedang bersama duduk di lingkaran ilmu? Bersyukurlah! 

Bagaimana dengan mereka yang saat itu belum terbangun dari tidurnya? Na’udzubillah bila sedang menimati maksiat! Bagaimana dengan mereka yang asyik menikmati hempasan ‘kapas’ tersebut? bahkan saking lucunya, mereka mengabadikan moment tersebut, seakan-akan Tuhan sedang bercanda kepada mereka! Bagaimana keadaan kita? Dapatkah kita menerka atau bahkan sekedar menduga? Hari dimana prilaku kita kelak ditimbang? Apakah Tuhan main-main? Tidak! Kalian kira Tuhan sedang bercanda? Tidak! Gunung yang kalian abadikan, boleh jadi sebentar lagi terjatuh, setelah itu? Mungkin saya, atau kalian, atau kita terhempas bersama seperti gunung tersebut yang malaikat saja mudah untuk menerbangkannya, apalagi kita? Kecil, terkadang sok belagu, ada yang sombong, bahkan meremehkan Tuhan, mungkin malaikat bernafsu membanting-banting kita saat itu, bila mau kita dihempaskan dari langit ke tujuh menuju bumi yang fana! Mau? Silakan tetaplah anggap ini lelucon Tuhan! Apa yang kaucar? Keridhoankah atau Api Neraka? Orang boodoh pun tahu jawabannya! 

Namun apa segampang itu? Lihatlah sekelilingmu! Bukan disekitarmu! Maksudnya lihatlah tubuhmu yang kecil itu? Sudah berapa banyak yang kausenangi kerana prilakumu? Sudah berapa banyak hartamu keluar dengan ikhlas? Sudah berapa banyak langkah kakimu menuju tempat ketaatan? Sudah berapa lama engkau duduk hanya sekedar meminta ampun? Kau ingat manusia pilihan Tuhan? Yang syurga pun menjadi pilihan satu-satunya tempat ia hidup setelah kematian, kakinya bengkak hanya karena berlama-lama dalam ruku’ dan sujud! Hanya satu alaasan, “Aku ingin menjadi hamba yang bersyukur!” itu saja, sampai kakinya bengkak. Sekarang apa yang bengkak darimu? Matamu? Sedangkan engkau tak mau menangisi kesalahanmu! Kakimu? 

Sedangkan untuk menyapa subuhmu engkau segan! Mungkin hatimu yang bengkak saking sakitnya dan tak mau bertobat! Jangan samakan! Hatinya bersih tidak seperti hati kita! Maka pantas syurga tempatnya! Ada lagi yang engkau sombongkan? Sombong hanya milik Tuhan! Yaa milik Tuhan! Hanya Dia yang pantas sombong! Buktinya? Dia menutup dengan kalimah, ‘Naarun Haamiyah’.”

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun