Mohon tunggu...
Ali Yasin
Ali Yasin Mohon Tunggu... profesional -

Peminat perubahan sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seribu Kawan Terlalu Sedikit, Satu Musuh Terlalu Banyak; Terima Kasih Pak Prabowo

18 Oktober 2014   17:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:33 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Publik terhenyak kagum. Prabowo akhirnya muncul dengan penuh elegan. Tangan kanan terangkat menaruh hormat gaya khas militer. Di hadapan Jokowi sebagai presiden terpilih, Prabowo menyampaikan kalimat bak negarawan sejati. Dia siap mendukung pemerintahan Jokowi senyampang untuk kemaslahatan rakyat.

Prabowo menegaskan kepada seluruh anggota DPR dari KMP (Koalisi Merah Putih) untuk menghadiri pelantikan Jokowi. Terhadap para pendukungnnya juga sampaikan harapan agar ikut mendukung pemerintahan Jokowi ke depannya.

Meski tak sampai 20 menit, pertemuan tersebut mematahkan seluruh asumsi. Selama ini Prabowo dituding belum terima kekalahan. Banyak yang protes dan  menganggap tindakan tersebut berlawanan dengan jiwa kenegarawanannya. Padahal penyampaian gugatan ke MK itu sah secara hukum. Demikian pula dengan gerak politik di DPR terkait pemilihan Ketua DPR/MPR.

Saya pribadi suka dengan gaya prabowo. Lugas dan tegas meski oleh sebagian rakyat disebut keras. Setiap pemimpin punya model yang khas. Dengan keterbukaan pernyataan Prabowo bahwa Jokowi adalah patriot sejati akan menjadi tantangan bagi Jokowi. Mampukah ia buktikan sebagai patriot sejati ?

Biarlah itu menjadi pekerjaan Jokowi dan Timnya. Yang jelas kalimat prabowo saat kampanye selalu terngiang di telinga saya, yaitu “seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu”. Hal ini mampu dibuktikan dengan baik oleh Prabowo. Jelas sebagai pribadi yang konsisten. Bukan plin plan.

Kelak yang dipegang rakyat dari seorang pemimpin adalah janji-janjinya. Apabila tak mampu menyesuaikan antara kata dan perbuatan, maka sejarah yang akan menghukum dan menghakimi. Di tengah banyaknya persoalan kebangsaan seperti carut-marutnya budaya bangsa, melemahnya daya saing, melunturnya kejujuran ditandai dengan banyaknya korupsi, maka ke depan hanya butuh pemimpin yang konsisten.

Kita juga butuh pemimpin yang pandai merangkul musuh dan membangun persaudaraaan atau solidarity maker. Kalimat kampanye prabowo yang berbunyi “seribu kawan terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak” semoga memberi inspirasi bagi Jokowi-JK untuk tidak menambah lebar jurang permusuhan, sebaliknya justru mempererat tali persahabatan.

Prabowo adalah sosok yang kuat terhadap adanya intervensi. Karenanya berpotensi menjadi pemimpin independen. Karakter demikian perlu menjadi pembelajaran bagi pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, dengan pelantikan menteri nantinya akan ketahuan bagaimanakah intervensi politik yang ada. Bagaimana pula daya tahan Jokowi JK terhadap tekanan politik juga akan dibuktikan setelahnya.

Yang pasti, pembelajaran dari sikap legawa Prabowo perlu menjadi vitamin bagi Jokowi-JK. Sebab tidak menutup kemungkinan musuh justru dating dari kelompok pendukungnya sendiri. Dengan memperbanyak persahabatan maka Jokowi-JK akan semakin kuat. Syaratnya dengan mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan golongan dan partai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun