Mohon tunggu...
Aliyah Rislah Wulannisa
Aliyah Rislah Wulannisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sanitasi dan Stunting, Apa Kaitannya?

5 Desember 2023   15:39 Diperbarui: 5 Desember 2023   15:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat ini, bayi dan anak di bawah lima tahun merupakan kelompok yang memiliki prevalensi tinggi terhadap kejadian stunting di Indonesia.

Stunting masih menjadi permasalahan dimana gagal tumbuh yang dialami oleh bayi atau balita yang mengalami kurang gizi disebabkan oleh berbagai aspek salah satunya adalah aspek sanitasi lingkungan.

Nah, sanitasi lingkungan merupakan salah satu usaha untuk mencapai status lingkungan yang sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, terutama yang berdampak buruk terhadap perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Sanitasi yang buruk memiliki kaitan yang erat dengan kejadian stunting pada bayi dan balita.

Sanitasi yang buruk seringkali dikaitkan dengan pencemaran air, yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih yang digunakan untuk konsumsi. Air yang terkontaminasi dapat menularkan penyakit, memperburuk  kesehatan anak dan meningkatkan risiko stunting.

Stunting dapat terjadi karena faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung stunting yaitu nutrisi ibu saat hamil, nutrisi balita, dan penyakit infeksi, sedangkan faktor tidak langsung dapat terjadi dari lingkungan sekitar, salah satunya dari aspek water, sanitation and hygiene (WASH), yang terdiri dari sumber air minum, kualitas fisik air minum, kepemilikan jamban (Uliyanti et al., 2017). Kurangnya fasilitas toilet dapat memicu berbagai infeksi yang mempengaruhi penyerapan nutrisi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perkembangan bayi dan balita.

Dengan demikian, aspek sanitasi lingkungan dan personal hygiene berperan penting terhadap kejadian stunting, seperti seringnya anak terkena penyakit infeksi, masih rendahnya kebiasaan mencuci  tangan  pakai  sabun  dengan  benar sehingga  dapat meningkatkan kejadian diare.

Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1,7 miliar orang masih belum memiliki layanan sanitasi dasar seperti toilet atau jamban pribadi. Dari jumlah tersebut 494 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka, seperti di sungai. Dan menurut hasil penelitian Irianti et al., (2019) bahwa faktor lingkungan telah terbukti berhubungan dengan stunting sebagai penyebab tidak langsung.

Bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Nah, berikut beberapa cara yang dapat di lakukan, yaitu:

  • Mendidik masyarakat melalui edukasi tentang pentingnya kebersihan yang baik, bahaya sanitasi yang buruk, dan cara menjaga kebersihan yang baik.
  • Membangun dan memelihara fasilitas sanitasi yang aman, termasuk toilet dan fasilitas cuci tangan, yang tersedia bagi seluruh masyarakat.
  • Memastikan akses yang memadai terhadap air bersih untuk keperluan minum, memasak, dan kebersihan.
  • Memastikan pengolahan dan pembuangan limbah dengan benar.

Sanitasi yang sehat dapat membantu melindungi lingkungan dari pencemaran air, tanah, dan udara yang disebabkan oleh limbah manusia. Sanitasi yang sehat juga mencegah dari penyebaran penyakit dan infeksi yang dapat disebabkan oleh kuman, bakteri, dan parasit.

Dengan kebersihan yang baik dan kebiasaan kebersihan yang baik sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan dan tumbuh kembang anak. Melalui sanitasi lingkungan yang sehat dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Anak yang sehat, tumbuh dari lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, demi generasi bangsa, mari kita jaga lingkungan!

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun