Mohon tunggu...
Alivan Najmi
Alivan Najmi Mohon Tunggu... Musisi - Oke

Fainnama'al Usri Yusra

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Islam

14 Mei 2021   14:21 Diperbarui: 14 Mei 2021   14:31 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Makna Bertuhan

Sudah menjadi fitrah manusia, manakala seseorang mendapati kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupannya seseorang mengandaikan adanya kekuatan lain diluar dirinya untuk membantu menyelesaikan problematika tersebut. Itu artinya manusia secara naluri membutuhkan unsur lain yang dapat mengatasi dan melampaui batas-batas kelemahan dan keterbatasan manusia. Tuhan hadir dalam kehidupan dalam rangka memenuhí kebutuhan- kebutuhan manusia yang terbatas. Semakin banyak kesadaran akan kelemahan diri, maka semakin seseorang butuh terhadap tuhan, semakin tinggi pula ketergantunganya terhadap tuhan.

Secara keilmuan Tuhan tak pernah dan tak mungkin menjadi objek kajian ilmu, karena kajian ilmu selalu terukur, terbatas dan dapat diuji secara berulang baik di lapangan maupun laboratorium percobaan keilmuan. Dengan demikian kehendak untuk membuktikan adanya Tuhan melalui pendekatan ilmu akan mengalami kegagalan, karena sudah sejak dari awal tidak benar secara metodologis. Jika ilmu tidak bisa menghadirkan Tuhan dalam laboratoruium untuk diujicobakan, bukan berarti Tuhan lantas tidak ada, karena yang terjadi adalah kesalahan pada pendekatan metodologisnya. Oleh karena itu dalam filsafat hakikat Tuhan telah menjadi bahan perenungan yang sangat intens, sejak Yunani kuno bahkan hingga sampai saat ini.

Dalam setiap agama selalu diajarkan tentang Tuhan, sebagai suatu prinsip dasar dari ajaran agama itu sendiri dan Tuhan dinyatakan adanya sebagai pencipta semua yang ada. Semua agama prinsip dasarnya adalah keyakinan terhadap Tuhan. Persepsi tentang Tuhan yang dibentuk agama akan sangat tergantung bagaimana ajaran tentang Tuhan itu dikemas oleh suatu agama. Jika Tuhan diajarkan sebagai yang Maha Kuasa maka dengan sendirinya manusia menempatkan dirinya yang berlawanan, yaitu yang maha lemah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun