Mohon tunggu...
Nur Alisa
Nur Alisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Pendidikan IPS

3 Januari 2023   19:06 Diperbarui: 3 Januari 2023   19:08 7813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

(Oleh Nur Alisa dan Putri Nurwita Sari, Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi 2020, FIS UNJ)

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat ditemukannya media informasi dan komunikasi. Perubahan teknologi ini ini menjadi proses perkembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat di bidang pendidikan. Kurikulum dalam bidang pendidikan bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman yang merupakan sebuah rancangan rencana pendidikan. Keberadaan kurikulum digunakan sebagai alat atau pondasi dalam proses pendidikan, karena jika tidak ada kurikulum maka proses pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Dengan adanya kurikulum dalam pendidikan maka kita akan memiliki cara berpikir dan struktur berpikir yang baik.

Indonesia sendiri telah mengalami perubahan kurikulum berkali-kali. Hingga pada tahun 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim merancang sebuah program kurikulum yang dikenal dengan "Kurikulum Merdeka Belajar" sebagai upaya pemulihan sistem pembelajaran. Kurikulum Merdeka Belajar berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik. Merdeka belajar sendiri artinya adalah tenaga pendidik atau guru dan peserta didik diberikan kebebasan untuk berinovasi, mandiri, dan kreatif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sehingga tujuan dari Kurikulum Merdeka Belajar ini adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu mengembangan potensi yang ada pada dirinya.

Projek dari Kurikulum Merdeka Belajar ini adalah penguatan profil pelajar Pancasila yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta menguatkan pengembangan karakter peserta didik. Pengembangan karakter ini tercantum dalam enam dimensi profil pelajar pancasila, yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; gotong royong; mandiri; bernalar kritis, dan kreatif.

Menurut Muhammad Ikhwan menjelaskan bahwa bagi peserta didik semua aspek yang terdapat pada kurikulum merdeka belajar ini akan berdampak pada keaktifan sebagai sebuah sarana dalam pendidikan. Dalam hal ini peserta didik akan mempunyai banyak kesempatan dalam mengembangkan karakternya, pola pikirnya serta berbagai pertimbangan yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Dengan demikian melalui projek ini peserta didik diberikan kebebasan untuk mempelajari secara mendalam terkait dengan isu-isu penting dalam lingkungan masyarakat. Selain itu peserta didik juga dilatih untuk melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut serta menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

Implementasi projek Kurikulum Merdeka Belajar dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPS di berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Pembelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Sosial sendiri dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Dalam hal ini mempelajari IPS pada dasarnya adalah proses pengembangan ilmu pengetahuan, nilai, sikap, serta keterampilan sosial bagi peserta didik. Sehingga keberadaannya menjadi suatu mata pelajaran penting karena penanaman nilai dalam pelajaran IPS menjadi bekal bagi peserta didik untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.

Pada proses pembelajaran IPS dilakukan melalui berbagai kegiatan yang menunjukkan hubungan, menggunakan berbagai kajian yang ada, menganalisis, mengkritisi, mengaplikasikan berbagai pemikiran dan nilai-nilai yang ada, mendesain, menerapkan, mengkonstruksi, mengembangkan,dan yang paling penting adalah proses pembelajaran harus diarahkan supaya peserta didik bisa memadukan konsep dasar ilmu sosial melalui prinsip-prinsip belajar yang memerdekakan dan memberi ruang kebebasan dalam berpikir.

Prinsip pembelajaran dalam memerdekakan dan memberi ruang kebebasan dalam berpikir ini memiliki tujuan yaitu mengembangkan potensi serta kemampuan peserta didik agar mendapatkan capaian pembelajaran yang diharapkan. Semua proses pembelajaran di kelas baik teori maupun praktik tentunya harus berpusat pada peserta didik. Dalam prinsip kebebasan dalam berpikir dan belajar nantinya akan mendorong peserta didik dalam menempuh peminatan pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Kemudian dalam pembelajaran IPS juga menyangkut empat dimensi yaitu dimensi pengetahuan (knowledge), dimensi keterampilan (skills), dimensi nilai dan sikap (value and attitudes), serta dimensi tindakan (action). Untuk mencapai dimensi dalam pembelajaran IPS tersebut maka guru IPS perlu merancang sebuah rencana pembelajaran, serta memilih metode, media, dan sumber belajar yang mudah dipahami oleh peserta didik. Sejalan dengan kebebasan dalam berpikir, dalam hal ini guru dapat menggunakan metode Problem Base Learning (PBL) dalam proses pembelajaran IPS. Pada metode ini melibatkan keaktifan peserta didik untuk melatih daya berpikir kritis dan melatih keterampilan dalam menyelesaikan suatu isu permasalahan yang ada baik dalam lingkup keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Kemudian, pada metode Problem Base Learning (PBL) akan memberikan ruang dan kebebasan bagi peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan baru, keterampilan baru, hingga sikap sosial yang kelak akan menjadi bekal di masa depan.

Pendidikan merupakan jembatan dalam menanamkan nilai-nilai bagi manusia. Untuk itu guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan dalam mendidik peserta didiknya. Hal utama yang harus diajarkan oleh guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar adalah menanamkan nilai-nilai spiritual agar mampu menjadi pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Sejalan dengan hal tersebut dalam pembelajaran IPS mengandung nilai spiritual guna membentuk karakter peserta didik yang religius. Nilai spiritual menjadi pondasi awal dalam membangun generasi penerus bangsa yang berkarakter. Selain itu sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, dan agama. Kekayaan yang sangat beragaman ini menyebabkan timbulnya berbagai konflik dalam masyarakat. Oleh karena itu melalui Kurikulum Merdeka Belajar dalam mata pelajaran IPS guru perlu mengembangkan kebhinekaan global. Sehingga dalam hal ini peserta didik sebagai pelajar Indonesia harus mempertahankan identitas budaya luhur dan mengembangkan sikap toleransi.

Terdapat 3 buah elemen kunci yang menjadi profil  pelajar pancasila yang berkebhinekaan global, diantaranya mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan. Kebhinekaan ini artinya beraneka ragam, bermacam-macam serta mengarah kepada banyaknya perbedaan pada masyarakat. Dalam pembelajaran IPS, kebhinekaan lebih tertuju pada nilai nasional yaitu dengan beraneka ragamnya suku bangsa, ras, agama, budaya, bahasa pada negara Indonesia. Dalam hal ini, pembelajaran IPS mengajarkan rasa menghormati keberagaman dan toleransi pada setiap perbedaan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun