Lelaki itu mengangguk. Soso lalu mendekati Pak Leta dan menyampaikan informasi yang didapatkannya.
"Mau gimana lagi..." kata Pak Leta, "Kusir-kusir itu kan lebih tau medan ketimbang kita. Kita pulang saja lah, tunggu di penginapan. Kalau sampai besok siang belum juga kembali, baru kita menyusul ke sana. Kau cari tahu saja rumah yang mereka tuju itu!"
"Kalau begitu, Bapak kembali saja ke penginapan. Biar saja di sini dulu cari-cari informasi yang lain. Tapi kalau misalnya mereka sudah kembali, ya sudah, nanti saya juga kan kembali ke sana!"
Pak Leta mengangguk, "Ya sudah. Jangan lama-lama di sini, kasihan Natela!"
Soso nyengir, "Iya Pak, kasih tahu saja dia, kalau saya masih di sini!"
Pak Leta meninggalkan Soso setelah membayari makanan dan minumannya. Soso sendiri kembali bergabung dengan kusir kereta yang mengantarkan Tuan Nikoladze itu. "Kalau besok saya mau menyusul ke sana, bisa kasih tahu ciri-ciri tempatnya Pak?"
"Gampang kok, tinggal ambil jalur besar, nanti ada tikungan ke kanan, setelah itu ada rumah besar di sebelah kiri jalan..." kata lelaki itu. "Kalau kau mau dan aku nggak dapat penumpang lain, ya bisa saja kuantar..."
"Saya harus menunggu mereka dulu, kalau belum kembali juga, baru saya susul.."
"Kau tinggal di mana?"
Soso menjelaskan penginapannya.
"Oooh itu penginapan Pak Ismail Aydin. Begini saja, aku mungkin besok juga baru narik agak siang. Sekarang kan sampai malam. Besok sebelum ke sini, aku mampir ke tempatmu, kalau jadi berangkat ya ayo, kalau tidak juga nggak apa-apa..." katanya.