Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (96) Orang Turki di Pelabuhan

5 Maret 2021   23:38 Diperbarui: 6 Maret 2021   20:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Lelaki itu mengangguk. Soso lalu mendekati Pak Leta dan menyampaikan informasi yang didapatkannya.

"Mau gimana lagi..." kata Pak Leta, "Kusir-kusir itu kan lebih tau medan ketimbang kita. Kita pulang saja lah, tunggu di penginapan. Kalau sampai besok siang belum juga kembali, baru kita menyusul ke sana. Kau cari tahu saja rumah yang mereka tuju itu!"

"Kalau begitu, Bapak kembali saja ke penginapan. Biar saja di sini dulu cari-cari informasi yang lain. Tapi kalau misalnya mereka sudah kembali, ya sudah, nanti saya juga kan kembali ke sana!"

Pak Leta mengangguk, "Ya sudah. Jangan lama-lama di sini, kasihan Natela!"

Soso nyengir, "Iya Pak, kasih tahu saja dia, kalau saya masih di sini!"

Pak Leta meninggalkan Soso setelah membayari makanan dan minumannya. Soso sendiri kembali bergabung dengan kusir kereta yang mengantarkan Tuan Nikoladze itu. "Kalau besok saya mau menyusul ke sana, bisa kasih tahu ciri-ciri tempatnya Pak?"

"Gampang kok, tinggal ambil jalur besar, nanti ada tikungan ke kanan, setelah itu ada rumah besar di sebelah kiri jalan..." kata lelaki itu. "Kalau kau mau dan aku nggak dapat penumpang lain, ya bisa saja kuantar..."

"Saya harus menunggu mereka dulu, kalau belum kembali juga, baru saya susul.."

"Kau tinggal di mana?"

Soso menjelaskan penginapannya.

"Oooh itu penginapan Pak Ismail Aydin. Begini saja, aku mungkin besok juga baru narik agak siang. Sekarang kan sampai malam. Besok sebelum ke sini, aku mampir ke tempatmu, kalau jadi berangkat ya ayo, kalau tidak juga nggak apa-apa..." katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun