PULANG PISAU, -- Di perkebunan kelapa sawit UD. Sawit Jaya, Desa Kanamit, sebuah transformasi sedang berlangsung. Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin menghadirkan BioWatch-x, sistem pemantauan berbasis Internet of Things yang mengubah cara petani mengatasi serangan satwa liar. Uji coba di perkebunan seluas 13 hektar ini bukan sekadar eksperimen akademis. Hasilnya nyata, terukur, dan memberikan dampak ekonomi langsung.
Ancaman yang Tak Pernah Berhenti
Selama bertahun-tahun, pengelola UD. Sawit Jaya berjibaku dengan ancaman malam hari: kawanan babi hutan dan orangutan yang merusak tanaman sawit. Mereka merobek batang bagian bawah dan pucuk pohon muda, menyebabkan kerusakan 10-15% per blok setiap musim tanam.
Dampaknya terasa langsung. Kerugian ekonomi mencapai Rp 10 juta per tahun, belum termasuk biaya penanaman ulang untuk pohon yang rusak parah.
Metode tradisional berupa patroli manual terbukti tidak efektif: melelahkan, berisiko, dan sering kali terlambat mendeteksi serangan.
Teknologi yang Menjawab Kebutuhan
Melihat kenyataan tersebut, Teguh Tjandra bersama tim mahasiswa dari Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin merancang BioWatch-x sebagai solusi praktis dengan empat komponen utama.
Sensor PIR mendeteksi pergerakan satwa dengan akurasi 90%. Kamera ESP32-CAM langsung memotret dan mengirim gambar secara real-time. Notifikasi smartphone memastikan petani mendapat peringatan langsung, bahkan dari rumah.
Yang paling menarik adalah sistem pengusirannya: speaker megaphone yang memutar suara gonggongan anjing. Sederhana, efektif, dan tidak membahayakan satwa liar.