Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... DOSEN/ KONSULTAN

Menulis Artikel kehidupan dan Umum serta religi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nilai Hijrah Nabi Muhammad SAW dalam Perspektif Pembentukan Masyarakat Madani KontemporerK

28 Juni 2025   06:18 Diperbarui: 28 Juni 2025   06:18 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                                                                                                                                  

Oleh : Ali Mutaufiq

Abstrak

Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah bukan hanya peristiwa historis semata, melainkan transformasi sosial, spiritual, dan politik yang menginspirasi pembentukan masyarakat madani. Artikel ini mengeksplorasi nilai-nilai hijrah dalam konteks kontemporer, menggali relevansi peristiwa tersebut terhadap pembangunan masyarakat yang inklusif, adil, dan berkeadaban. Dengan mengacu pada ayat-ayat Al-Qur'an, hadis Nabi SAW, serta pandangan ulama klasik dan kontemporer, artikel ini menegaskan bahwa semangat hijrah tetap relevan dalam menjawab tantangan umat Islam hari ini.

Pendahuluan

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah merupakan titik balik penting dalam sejarah Islam. Bukan hanya pemindahan lokasi, hijrah adalah manifestasi dari visi besar tentang pembentukan masyarakat berbasis nilai-nilai Islam---keadilan, toleransi, musyawarah, dan solidaritas sosial. Masyarakat Madinah yang dibangun Nabi menjadi model awal masyarakat madani yang inklusif dan multikultural.

Dalam konteks dunia modern yang penuh tantangan---disintegrasi sosial, intoleransi, dan ketimpangan ekonomi---semangat hijrah menjadi sumber inspirasi dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab. Nilai-nilai yang terkandung dalam hijrah harus dikontekstualisasikan sebagai landasan moral dalam membentuk masyarakat madani kontemporer.

Makna dan Nilai Hijrah dalam Islam

Pengertian Hijrah

Secara etimologis, hijrah berasal dari kata hajara yang berarti meninggalkan atau berpindah. Dalam terminologi Islam, hijrah merujuk pada perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah demi mempertahankan dan menegakkan agama Islam.

Menurut Imam Al-Ghazali, hijrah tidak semata fisik tetapi juga spiritual, yaitu berpindah dari kebatilan menuju kebenaran, dari kemaksiatan menuju ketaatan. (Ihya Ulumuddin)

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Hijrah

  1. Ketauhidan dan Pengorbanan
    Hijrah menunjukkan totalitas keimanan dan kesiapan untuk berkorban demi menegakkan agama Allah.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah."
--- (QS. Al-Baqarah: 218)

  1. Toleransi dan Pluralisme
    Nabi SAW membangun masyarakat Madinah yang terdiri dari berbagai suku dan agama melalui Piagam Madinah, yang menjadi konstitusi pertama dunia dalam mengatur masyarakat multikultural.
  2. Musyawarah dan Keadilan Sosial
    Prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan dan keadilan bagi semua golongan ditegakkan Nabi di Madinah.

"Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka..."
--- (QS. Asy-Syura: 38)

  1. Persaudaraan (Ukhuwwah) dan Solidaritas
    Nabi SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar sebagai bentuk solidaritas sosial dan kebersamaan.

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara..."
--- (QS. Al-Hujurat: 10)

Hijrah sebagai Fondasi Masyarakat Madani

Masyarakat Madani dalam Perspektif Islam

Masyarakat madani (civil society) dalam Islam adalah komunitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kebebasan, dan tanggung jawab sosial. Nabi Muhammad SAW memulai pembangunan masyarakat ini sejak tiba di Madinah, dengan pendekatan yang humanis dan inklusif.

Menurut Yusuf Al-Qaradawi, masyarakat madani dalam Islam adalah masyarakat yang berpijak pada syariat namun tidak otoriter, menghormati hak individu, dan menjamin kebebasan berpikir dan beragama.

Relevansi Nilai Hijrah dalam Konteks Kontemporer

  1. Reformasi Sosial dan Keadilan Ekonomi
    Hijrah menjadi simbol perjuangan melawan ketimpangan dan ketidakadilan. Masyarakat hari ini harus meneladani prinsip keadilan distribusi sumber daya dan pemberdayaan kaum lemah.
  2. Penguatan Toleransi dan Dialog Antaragama
    Sebagaimana Nabi menjalin hubungan damai dengan komunitas Yahudi di Madinah, masyarakat modern juga dituntut membangun jembatan antarumat beragama.
  3. Pemberdayaan Masyarakat
    Nabi SAW mendorong kemandirian ekonomi melalui perdagangan dan pengelolaan sumber daya yang adil. Hal ini penting dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan.
  4. Etika Kepemimpinan
    Pemimpin dalam masyarakat madani harus meneladani kepemimpinan Nabi SAW yang amanah, adil, dan melayani rakyat, bukan memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi.

Pandangan Para Ulama

Ibnu Katsir

Menurut Ibnu Katsir, hijrah adalah langkah strategis Nabi untuk menyelamatkan dakwah dan umat Islam dari tekanan Quraisy. Beliau menegaskan bahwa hijrah adalah dasar pembentukan masyarakat Islam yang merdeka dan bermartabat. (Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al-Anfal: 72)

Syekh Muhammad Abduh

Dalam tafsirnya, Abduh menekankan bahwa hijrah adalah simbol perlawanan terhadap kezaliman. Dalam konteks modern, hal ini berarti berpindah dari sistem yang menindas menuju sistem yang adil dan beradab.

Buya Hamka

Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menulis bahwa hijrah adalah perubahan total dari keadaan yang buruk ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi maupun sosial. Buya Hamka mengaitkan hijrah dengan revolusi mental dan peradaban.

Hadis-Hadis Terkait Hijrah

  1. "Tidak ada hijrah setelah penaklukan (Makkah), tetapi yang ada adalah jihad dan niat."
    --- (HR. Bukhari dan Muslim)
  2. "Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya; dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah."
    --- (HR. Bukhari)

Hadis ini menekankan bahwa hijrah bukan lagi soal geografis, tetapi transformasi moral dan spiritual. Nilai-nilai inilah yang harus dijadikan dasar dalam membangun masyarakat madani hari ini.

Kesimpulan

Hijrah Nabi Muhammad SAW mengandung nilai-nilai fundamental yang menjadi fondasi masyarakat madani: keadilan, toleransi, solidaritas, dan transformasi sosial. Dalam konteks kontemporer, umat Islam dituntut menginternalisasi nilai-nilai ini dalam kehidupan pribadi dan sosial untuk membangun masyarakat yang lebih beradab, inklusif, dan berkeadilan.

Masyarakat madani bukan hanya cita-cita politik atau sosial, melainkan realisasi nilai-nilai Islam yang bersifat universal dan abadi. Hijrah adalah panggilan untuk berubah---dari kebodohan menuju pencerahan, dari perpecahan menuju persatuan, dan dari ketertindasan menuju kemuliaan.

Daftar Pustaka

  • Al-Qur'an al-Karim
  • Hadis Shahih Bukhari dan Muslim
  • Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin
  • Yusuf Al-Qaradawi, Fiqh al-Daulah
  • Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir
  • Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar
  • Muhammad Abduh, Tafsir al-Manar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun