Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Mereka "Mentalaq" Qatar?

30 Juni 2017   18:49 Diperbarui: 1 Juli 2017   06:40 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap  Tahun disebuah area pinggiran Dubai, di selenggarakan sebuah hajat dimana para pengunjung dapat menikmati berbagai hiburan, makanan, minuman, buah tangan dari berbagai negara di Dunia, karena itu area tersebut bernama " Kampung Global"

Negara-negara dibagi-bagi sesuai letak geografis, dimana Asia yang didominasi Tiongkok, India dan seterusnya, ada juga Eropah, Afrika tak terkecuali kawasan jaziarah Arabiya. Sheikh Ali J, beliau seorang Sheikh Al-Azhar tidak mau menggunakan istilah timur tengah, dengan alasan istilah itu bikinan barat, orang Baratlah yang membagi-bagi dan memotong kawasan-kawasan sesuka mereka, seperti potongan kue saja.

Ya karena Qatar termasuk negara Teluk, maka negara tersebut membuka "kampungnya" bersebalahan dengan Kuwait, UAE, Saudi, Bahrain, Oman, ya negeri-negeri yang selama ini sepertinya kompak ya, padahal enggak juga, terbukti ketika umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadan, Saudi, UAE, Bahrain dan Mesir secara berjamaah sepakat bulat untuk "Mentalaq" Qatar, negeri yang selama ini dianggap sebagai duri dalam daging, Qatar tertuduh sebagai negara yang membahayakan kestabilan kawasan, padahal dari Sononya kawasan teluk memang rawan "Gonjang-ganjing" dan tanpa diberikan kesempatan untuk membela diri, keempat negara tersebut memblokade Qatar.

Saya telah membaca surat kabar Al-Bayan, disana disebutkan alasan-alasan mengapa keempat negara Arab tersebut mengambil sikap demikian.

Intinya mereka tidak suka Qatar mendukung group teroris, mereka tidak suka Qatar akrab dengan Iran dan  bla-bla lainnya.

Sebagai warga Indonesia yang saat ini tinggal di negara yang ikut Mentalaq Qatar, saya merasa belum ada pengaruh semua peristiwa politik yang terjadi, memang di berbagai surat kabar, baik cetak maupun elektronik terutama yang dikendalikan pemerintah, diumumkan jangan macem-macem, enggak boleh menunjukkan simpati kepada Qatar, tidak boleh menggunakan seragam Barcelona Hahahaha, karena ada nama Qatarnya, lucu ya?, Tapi itulah yang terjadi.

Padahal UAE terutama Dubai bisa gelap seharian seandainya Qatar memutuskan untuk menyetop suplai gas mereka yang masuk ke UAE. Tapi kerennya Qatar tidak melakukan itu, walau mereka di blokade Qatar tetep sabar.

Sebenarnya saya sungkan mengungkap hal ini, hihihi, beberapa temen memang sudah memutuskan untuk keluar dari Dubai, Mereka melihat Dubai sudah enggak "keren" lagi, gaji tetep, biaya hidup tinggi, lalu mereka pun sudah melihat Qatar, ya Qatar memang lebih menjanjikan. Itu kata mereka ya, enggak tahu yang sebenarnya.

Qatar sependek pengetahuan saya memang dekat dengan Ikhwanul Muslim, salah seorang "Pentolan" IM saat ini tinggal di Doha, beliau adalah ulama masyhur, penulis kitab Fiqh Zakat, yang fenomenal, Sheikh Qordhowi namanya.

Padahal jauh sebelum kasus 'talaq" ini Sheikh Qordhowi pernah menjadi tamu kehormatan di Dubai, beliau terpilih menjadi "personality of the year"dan berhak atas uang sebesar satu juta Dirham.

Kalo pun alasan lainnya yang menyebabkan mereka putus dengan Qatar karena negara kaya gas ini mulai akrab dengan Iran, maka saya bisa katakan Dubai adalah kawasan dimana orang Iran punya masjid, bank bahkan rumah sakit sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun