Di tengah riuhnya kota Makkah, ketika jutaan kaki melangkah menuju Baitullah, ada seorang perantau asal Indonesia yang tak hanya mengabdi pada pelayanan jamaah, tapi juga pada bahasa, makna, dan perenungan. Ia adalah Ali Muhsi Kemal, seorang penulis, pengusaha, dan penggiat dakwah yang merangkai kata-kata dari Tanah Haram---bukan sekadar untuk dikenang, tapi untuk menghidupkan jiwa.
Lahir di Sumenep, Madura, Ali tumbuh dengan kecintaan pada ilmu dan sastra. Setelah bermukim di Arab Saudi, ia tidak hanya membangun layanan umrah dan haji yang dipercaya banyak agen travel dari Indonesia, tapi juga menghadirkan ruang narasi yang menyentuh lewat kanal Renung Aksara---sebuah kanal YouTube yang membacakan kisah-kisah Islami dalam gaya tutur yang syahdu dan puitis.
Karya-karyanya tak terbatas pada satu genre. Ia menulis puisi, novel, cerpen, dan esai yang menyatu dalam napas spiritual dan sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, namanya mulai dikenal sebagai salah satu dari sedikit ekspatriat Indonesia yang aktif di dua medan sekaligus: dakwah pelayanan dan dakwah narasi.
Pada tahun 2020, saat ibadah haji dibatasi hanya untuk 1.000 orang yang berada di dalam wilayah Arab Saudi karena pandemi COVID-19, nama Ali Muhsi Kemal tercatat sebagai salah satu dari 13 WNI yang mendapatkan izin melaksanakan haji, sebagaimana diberitakan oleh CNN Indonesia, Kompas, dan Detik. Pengalaman spiritual tersebut ia simpan dalam-dalam, namun sebagian tumpah dalam tulisan dan doa yang ia bagikan di kanal dan laman pribadinya.
Ali bukan sekadar penulis. Ia adalah pengingat---bahwa kata bisa menjadi kendaraan zikir, dan narasi bisa menjadi lentera bagi hati yang mencari jalan pulang.
Kini, ia juga menjadi bagian dari banyak gerakan sosial perantauan: dari mendirikan lembaga zakat, mengelola dapur jamaah, hingga memfasilitasi ratusan jamaah reguler di Makkah selama musim haji. Semua ia lakukan dengan prinsip: melayani adalah ibadah, menulis adalah pengabdian.
Profil Ringkas
Nama: Ali Muhsi Kemal
Lahir: Sumenep, 1989
Domisili: Makkah, Arab Saudi