Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... profesional -

Failurer,  Anak Jalanan, untuk Hidup Lebih Baik, Indah dan Menantang, Tahun ini merupakan tahun menulis, Insya Allah......!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Idaman dan Peluang Presiden Rhoma Irama

12 Juli 2015   11:01 Diperbarui: 12 Juli 2015   11:01 2753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Rhoma Irama dengan Slogan Partai Idamannya"][/caption]

Baru saja, Sang Raja Dangdut Rhoma Irama, mendeklarasikan partai yang namanya sangat unik, Partai Idaman. Merupakan singkatan dari Partai Islam Damai dan Aman, atau Indonesia Damai dan Aman. Menggunakan logo love, yang berarti cinta, dan menyandingkannya dengan kata peace atau damai. Partai Idaman ini mempunyai slogan : “Menampilkan Citra Islam yang Rahmatanil’alamin, Membangun Indonesia yang Pancasilais”, sebuah slogan yang sangat indah. Mengisyaratkan, bahwa Rhoma Irama dan para pendiri partai ini, tidak mendukung gerakan radikal. Dari slogan tersebut, dapat pula disimpulkan, bahwa Partai Idaman merupakan partai Islam Nasionalis.

Kesungguhan Rhoma Irama dalam berpolitik dengan membentuk partai, dilatarbelakangi oleh beberapa hal :
Pertama, bahwa Bang Haji (sebutan lain Rhoma Irama), selama ini hanya dijadikan sebagai vote gater, khususnya pada pemilihan legislatif 2014. Menjelang pemilihan presiden yang lalu, Rhoma sempat dijanjikan bakal diusung sejumlah partai sebagai calon presiden, khususnya oleh Partai Kebangkitan Bangsa. Belakangan, PKB tidak merealisasikan janjinya. Begitu pula, pada pemilihan Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Rhoma Irama tidak diakomodasi dengan alasan bukan dari internal partai PBB. Perlakuan itu dinilai para penggemar Rhoma sebagai sikap yang “terlalu”. Dengan memiliki Partai sendiri, Rhoma Irama bisa secara bebas “berkelana”, melakukan manuver-manuver dan pilihan politik, demi mencapai tujuan dan cita-cita partainya.
Kedua, sebagai seorang politisi, Rhoma Irama sadar, bahwa ada persoalan-persoalan kebangsaan yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan dakwah dan lagu. Melainkan dengan terjun langsung ke masyarakat dan menjadi bagian dari kekuasaan. Untuk mendapatkan kekuasan, partai politiklah sarana yang tepat untuk mencapai hal tersebut. Target yang ingin dicapai oleh Bang Haji, tentunya ingin menjadi presiden Republik Indonesia berikutnya.
Ketiga, Rhoma Irama merupakan politisi ulung yang sudah berkiprah lama. Disamping sebagai pedangdut atau musisi, yang merupakan kiblat dari semua musisi dangdut di Indonesia. Beliau syarat pengalaman, diantaranya: mengantarkan kemenangan PPP pada Pemilu 1977 dan 1982. Menjadi Anggota MPR mewakili utusan Golongan, yakni mewakili seniman dan artis. Menjadi anggota DPR RI dari Golkar pada tahun 1997, pada pemilu 2009, kembali lagi sebagai politisi Partai Persatuan Pembangunan.

Keempat, dari lirik lagu-lagu yang dibawakan oleh Rhoma Irama, terdapat komitmen Beliau pada tema-tema kebangsaan, multikulturalisme, pluralisme, HAM, empat pilar kebangsaan, dan korupsi. Dengan mendirikan Partai Idaman, Beliau ingin menerjemahkan lagu-lagunya dalam aksi nyata, tak hanya sekadar aksi di atas panggung. Saatnya mewujudkan idealisme yang ada dalam lagu menjadi visi misi kebangsaan dan keindonesiaan.

Prospek Partai Idaman
Pertanyaannya, pada pemilu yang akan datang, apakah Partai Idaman ini akan lolos sebagai peserta Pemilu ? ataukah hanya menjadi penggembira saja, sebagaimana partai baru atau gurem lainnya ?

Tantangan pertama dari partai-partai baru seperti Partai Idaman, adalah memenuhi semua persyaratan sesuai UU Nomor 2 tahun 2011 tentang Partai Politik, sebagai hasil revisi dan perubahan UU nomor 2 tahun 2008. Yang paling sulit adalah membentuk kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Tantangan berat ini akan nyata saat dilakukannya verifikasi partai politik sebagai badan hukum oleh Kemenhum dan HAM. Kemudian apabila lolos verifikasi sebagai badan hukum, maka akan dilakukan verifikasi ulang sebagai peserta pemilu oleh KPU. Lolos sebagai partai politik yang berbadan hukum belum tentu lolos sebagai peserta pemilu.

Logisnya, partai ini akan sangat sulit berkompetisi mengingat kemapanan partai-partai yang sudah lama. Apalagi untuk membangun infrastruktur Partai dibutuhkan modal materi yang tidak sedikit. Selain itu, membutuhkan kerja keras yang dan kesolidan dalam membangun sebuah partai menjadi besar. Untuk mendapatkan itu semua, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, partai-partai peserta pemilu saat ini, tentu tak ingin kehilangan suara konstituennya, diambil begitu saja oleh partai-partai baru.

Namun, asumsi kedua, bisa saja partai idaman akan muncul dengan cepat, seperti halnya Demokrat yang bersinar karena ketokohan SBY. langsung menjadi Partai besar, bahkan bisa memenangkan pemilu. Kita tahu, sebagai sosok seniman yang melegenda, Rhoma Irama memiliki basis yang kuat di masyarakat. Ditambah dengan jaringan-jaringan fans yang sudah ada di setiap daerah, keterbatasan-keterbatasan tersebut bisa teratasi.
Apalagi, Kemampuan dakwah dan seni merupakan magnet kuat yang akan dengan mudah menarik pendukung bagi partainya. Dengan begitu akan mudah masuk dan diterima oleh masyarakat. Artinya potensi terbesar Partai ini ke depan adalah modal sosial yang dimiliki berupa fans atau simpatisan pendukung, artinya bukan pada materi yang dimiliki. Jika percepatan bisa dilakukan, dengan memanfaatkan jaringan para fans yang tersebar di berbagai daerah, maka persyaratan 100 persen kepengurusan di tingkat Provinsi dan 75 persen di tingkat Kabupaten bisa terpenuhi.

Jika asumsi yang kedua yang muncul, tentu saja, merupakan ancaman bagi partai-partai berbasis Islam lainnya, seperti PPP, PBB, PKS, PAN dan PKB. Atau bahkan menjadi ancaman pula, bagi Partai Nasionalis yang kita tahu pendukungnya sebagaian besar berada di perdesaan. Apalagi beberapa partai tersebut saat ini sedang berkonflik sesama elit pemimpinnya sendiri. Masyarakat kita, merupakan masyarakat pemilih, yang masih melihat sosok atau figur pimpinan partai dalam menentukan pilihannya.

Ada banyak joke-joke tersendiri, apabila Rhoma Irama berhasil mendirikan Partai ini, dan menjadi Presiden RI berikutnya. Katanya, bila Rhoma Irama menjadi Presiden maka begadang akan dilarang, kecuali ada artinya. Begitu juga minuman keras, narkotika, pasti benar-benar dilarang. Namun ada satu yang akan bertambah, yaitu tunjangan istri akan bertambah, sebab untuk tunjangan istri pertama, kedua dan selanjutnya. Mungkin itu hanya sekedar joke saja. Yang pasti, Jika beliau nanti menjadi presiden, maka gelarnya akan bertambah, bukan sekedar Raja Dangdut, akan tetapi menjadi Presiden Dangdut Indonesia.

Apapun itu, semestinya semua partai adalah partai idaman seluruh rakyat Indonesia. Jika saja, cara-cara berpolitik yang dilakukan benar-benar santun, memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Bukan sekedar melampiaskan syahwat kekuasaan para pemimpinnya.
Semoga kehadiran partai-partai baru menjadikan sebuah pendidikan politik bagi masyarakat Indonesia, dan pelajaran besar bagi semua elit di partai manapun, bahwa tak ada yang abadi dalam kehidupan ini, satu-satunya yang abadi, hanya Tuhan dan Perubahan itu sendiri.
Selamat berkiprah, selamat Datang Partai Idaman, melalui “perjuangan dan do’a”, mudah-mudahan bisa berbuat dan terus melakukan “pengabdian” kepada Bangsa Indonesia, semoga....!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun