Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... profesional -

Failurer,  Anak Jalanan, untuk Hidup Lebih Baik, Indah dan Menantang, Tahun ini merupakan tahun menulis, Insya Allah......!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Indahnya Lebaran Episode Mudik dan Balik

18 Juli 2015   20:00 Diperbarui: 18 Juli 2015   20:00 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Indahnya Mudik dan Balik Bersama Keluarga dengan Si Jadul -Foto Doc. Alimudin Garbiz"][/caption]Ramadhan yang Agung segera meninggalkan kita, Idul Fitri sudah menanti, disamping rasa penyesalan, karena tak bisa mengisinya dengan optimal. Ramadhan telah memberikan banyak pelajaran berharga. Salah satunya adalah bahwa Syurga tidak didapatkan dengan cara berleha-leha, Begitu pula setiap tujuan apapun dalam kehidupan ini, semuanya membutuhkan perjuangan, do'a dan kesabaran yang luar biasa. Terkadang kehidupan ini mengajak kita untuk bercanda, namun fokus kepada tujuan, akan menyebabkan kita, menjalaninya dengan berlapang dada, rasa syukur dan bahagia. Terima kasih kepada semua yang telah menjadi bagian dari suksesnya perjuangan ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kelancangan yang telah dibuat, Do'a kami menyertai, Semoga Anda sukses dan mendapatkan kebahagaiaan bersama keluarga tercinta..., Wilujeng Boboran Siam, Wilujeng Lebaran, walau tak bersua, kehangatan dan jabat erat tangan ini sangat terasa bermakna, dari hati kami yang paling dalam...! -Alimudin Garbiz & Keluarga

 

[caption caption="Alhamdulillah diterima di Jurusan Pendidikan Umum UPI Bandung"]

[/caption]Alhamdulillah, mudik lebaran kali ini terasa menyenangkan, sebab setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, ditambah dengan menjalankan ibadah-ibadah sunah yang lainnya. Ada banyak moment yang sangat berharga menjelang lebaran tahun ini. Seteleh istri saya gagal masuk ke s2 UPI, ternyata saya yang asalnya cuma mau nganter saja. Digerakkan oleh Allah untuk ikut mendaftar S3 di Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Umum, eh ternyata saya yang diterima. Istri saya sempat kecewa dengan tidak masuknya dia ke melanjutkan kuliah. Akan tetapi sekarang dia menyadari, bahwa dengan tidak diterimanya ia, menjadikan dia punya kesempatan membesarkan bayi putri ketiga kami dengan penuh kasih sayang. Sebab bayi kami baru berumur 7 bulan.

Sebelum ada keputusan diterimanya beasiswa BPPDN dari Dikti, Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan dari kakak saya Teh Eli dan A Jamal yang di Kuningan, juga dari Bu Hilda, Dekan Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut. Dengan memberikan pinjaman untuk bayar SPP ke UPI, Alhamdulillah. Di Detik-detik terakhir, saya bersama bu Ani Siti Anisah, akhirnya bisa membayar SPP pertama kami dan resmi menjadi mahasiswa baru Program Doktoral di Universitas Pendidikan Indonesia.

Mudah-mudahan kesempatan berharga ini. membawa saya mendapatkan ilmu yang berguna dan bermanfaat, lalu kami dapat mengamalkannya melalui kiprah di masyarakat dan kontribusi positif sebatas kemampuan yang kami miliki. Saat ini kami sedang menunggu keputusan diterimanya kami mendapatkan Beasiswa Pendidikan dalam Negeri (BPPDN). Doakan ya mudah-mudahan segera ada pengumumannya dan kami masuk di dalamnya.

Walau tidak jauh seperti mudik orang lain, yang mudik dari Jakarta ke Jawa, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Papua atau pulau lain di Indonesia. Kami mudik masih di sekitar wilayah Garut. Namun sensasinya itu lho, melihat orang lain yang juga antusias pulang kampung, bersama keluarganya, ada yang naik mobil, ada yang naik motor, ada juga yang naik mobil bak terbuka dan motor angkutan barang. Tak mengurangi rasa bahagia yang terpancar dari wajah-wajah sumringahnya ingin bertemu dan bersilaturrahmi dengan keluarga tercinta.

Walau dompet kosong (di ATM belum dicek lagi sih he..he...), bahkan tahun ini kami tak bisa berbagi kebahagiaan (dalam bentuk uang) kepada sauadara-saudara kami. Kami tak malu menyatakan bahwa untuk tahun ini tak seperti biasanya, kami tak bisa berbagi rezeki dengan mereka. Namun kebahagiaan kami bisa disalurkan dengan saling berbagi cerita, bercanda dan juga saling memberikan masukkan akan masa depan perjalanan kami ke depan. Dengan begitu, rasa rindu terobati. Kekurangan dalam banyak hal, terasa terlampaui ketika kita menjalani apapun kehidupan ini, dengan penuh keikhlasan, rasa syukur dan antusiasme. motto lama kami : Ada saatnya memberi, dan ada saatnya tidak memberi he...he...

Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Semoga tahun depan, jika masih diberi usia oleh Allah SWT. Perjalanan mudik kami segera berganti kendaraan menjadi mobil. Karena kami menyadari anak-anak kami nanti sudah bertambah besar, dan motor jadul itu sudah saatnya dimusiumkan he...he....

Semoga kehidupan Anda juga semakin baik dan luar biasa di masa yang akan datang.

dan Tahun depan kita ni'mati Ramadhan, Puasa, Idul Fitri dengan keadaan, harapan dan perasaan yang baru yang tetap luar biasa...!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun