Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Kurikulum Berubah?

24 Mei 2023   13:00 Diperbarui: 5 Juni 2023   13:40 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD Paramount, Dokpri

Beberapa kalangan pendidik kadang berkeluh kesah kenapa kurikulum selalu berubah apakah didasarkan karena perubahan politik atau hal lain? perubahan kurikulum didasarkan pada perubahan kebutuhan murid dan perkembangan zaman.  Saat ini berbagai isu baru menuntut satuan pendidikan menyiapkan kurikulum yang membantu murid untuk menghadapi dunianya. Isu-isu kekinian yang mendasari perubahan tersebut seperti, perubahan iklim global, teknologi digital, Industri multinasional, trasnformasi budaya dll. Pada artikel sebelum ini telah dibahas bahwa kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai zamannya. Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakterisktik murid, demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka; kini dan masa depan.

Jika kita menilik kembali masa-masa sekolah dimasa lalu, apakah kita waktu itu menyukai saat mengerjakan tugas sambil mencari referensi di perpustakaan? atau adakah yang pernah mengumpulkan tugas dengan menggunakan disket? tentunya itu adalah masa-masa yang sudah lama sekali saat kita menjadi murid. Kini murid-murid kita tidak hanya memiliki buku-buku di perpustakaan sebagai referensi bahkan berbagai materi buku bacaan dapat mereka jangkau melalui internet. Termasuk referensi dari perpustakaan-perpustakaan terbaik di dunia. Dulu ketika menjadi murid mungkin cita-cita hanya menjadi dokter, polisi, tentara, atau tentu saja jadi guru. Namun kini cita-cita murid kita lebih beragam dan bahkan ingin menjadi sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, kini mereka ingin menjadi ilustrator animasi karakter kartun, menemukan sofware komputer, pengembang aplikasi games, atau bahkan gamer atau youtuber. 

Perubahan-perubahan tersebut hanyalah sebagian contoh yang tentu membuat kita sadar; dunia ini ternyata memang terus berubah. Jika mengingat kata-kata Ki Hadjar Dewantara tentang maksud pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai manusia atau sebagai anggota masyarakat.

Maka demi menuntun kodrat murid-murid kita, pembelajaran dan kurikulum yang harus kita selenggarakan juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sebagai guru kita harus terus mengikuti dan memahami tren kehidupan murid kita yang tergolong generasi Z dan Alpha. Berbagai penelitian menyampaikan bahwa mereka sulit dipisahkan dengan media sosial. Keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk tujuan pembelajaran, misalnya dengan meminta murid membuat dan mengumpulkan tugas melalui aplikasi digital.

Ada pepatah yang mengatakan "It takes a village to raise a child" butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Bagaimana kita memaknai pepatah tersebut? pepatah ini mengisaratkan perlunya peran orang tua, masyarakat, sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. Merekalah yang disebut sebagai tiga pilar pendidikan. Olah sebab itu ketika kita merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya kurikulum dirancang untuk murid agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan kurikulum, semua pihak harus berkolaborasi maksimal.

Misalnya dalam hal ini guru terus mengfasilitasi pembelajaran yang sesuai. Orang tua terus perkembangan dan kebutuhan murid. Begitu juga dengan pemerintah daerah dan pusat, serta semua yang bergerak dalam bidang pendidikan, juga harus terus menerus mengikuti, perkembangan kebutuhan murid. 

Bagaimana perkembangan kurikulum membantu kita mencapai tujuan pendidikan? Bagaimana cara kita sebagai pendidik terus berkembang bersama-sama murid kita dengan menggunakan kurikulum sebagai pusat dari pengembangan pembelajaran? Sebagai pendidik harus terus bersemangat menjadi bagian kearah perubahan yang lebih baik.

 

Referensi: 

1. OECD. 2020. Curriculum (re) design from the OECD Education 2030 project. Overview brochure 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun