Kota Surakarta, yang akrab disebut Solo, adalah salah satu kota budaya di Jawa Tengah yang memiliki daya tarik unik di mata masyarakat Indonesia maupun wisatawan mancanegara. Kota ini dikenal dengan slogan "The Spirit of Java", yang mencerminkan posisinya sebagai pusat kebudayaan Jawa yang masih hidup hingga kini.
Keunikan pertama Kota Solo terletak pada warisan budaya keraton. Terdapat dua keraton bersejarah, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, yang masih menjadi pusat kegiatan adat dan budaya. Di tempat ini, wisatawan dapat menyaksikan upacara adat, koleksi pusaka, serta gamelan yang berusia ratusan tahun. Tradisi seperti Sekaten dan Kirab Pusaka menjadikan Solo berbeda dengan kota lain.
Selain itu, Solo juga dikenal sebagai kota dengan kekayaan kuliner tradisional. Makanan khas seperti nasi liwet, serabi Notosuman, hingga tengkleng menjadi bukti kreativitas masyarakat Solo dalam menjaga cita rasa Jawa. Bahkan, menurut data Dinas Pariwisata Kota Surakarta, sektor kuliner menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam kunjungan wisata domestik.
Keunikan lainnya ada pada batik Solo, yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia takbenda. Kampung Batik Laweyan dan Kauman menjadi pusat produksi batik yang tidak hanya mempertahankan motif tradisional, tetapi juga berinovasi sesuai perkembangan zaman. Hal ini membuat Solo dikenal sebagai salah satu kota batik utama di Indonesia.
Tidak kalah menarik, Kota Solo juga menonjol karena kearifan lokal dan keramahan masyarakatnya. Kota ini relatif tenang, biaya hidup terjangkau, dan tingkat gotong royong masih tinggi. Menurut survei BPS 2023, indeks kebahagiaan masyarakat Surakarta berada di atas rata-rata nasional, menandakan kuatnya rasa nyaman tinggal di kota ini.
Dengan perpaduan budaya, kuliner, seni, dan karakter masyarakatnya, Solo layak disebut sebagai kota yang unik dan berkarakter kuat. Keaslian tradisi yang berpadu dengan keterbukaan terhadap modernitas menjadikan Solo sebagai destinasi budaya yang tidak hanya menarik untuk dikunjungi, tetapi juga untuk dipelajari sebagai contoh harmoni masyarakat Jawa di era global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI