Mohon tunggu...
Alifatun Nahdliyah
Alifatun Nahdliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Early Childhood Education, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya masih belajar menulis, semua berawal dari tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aliran Besar Humanistik dan Konstruktivistik

2 November 2020   23:07 Diperbarui: 2 November 2020   23:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : putuwidyanto.wordpress.com

Apa itu Aliran Humanisme? Pasti orang-orang berfikir bahwa humanisme diambil dari kata human yang artinya manusia, jadi humanism berhubungan dengan kemanusiaan. Hmm apakah betul seperti itu? Menurut Wikipedia Humanisme adalah pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan keududukan manusia. Aliran Humanisme adalah aliran besar dalam teori belajar.  Humanistik dipelopori oleh Carl Rogers dan Abraham Maslow. Menurut Rogers, semua manusia lahir membawa dorongan untuk meraih sepenuhnya apa yang diinginkan dan berperilaku dalam cara konsisten menurut dirinya sendiri.

Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana  memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Teori Humanistik lebih mengedepankan sisi humanis manusia dan tidak menuntut jangka waktu bagi pelajar mencapai pemahaman yang diinginkan. Teori humanistic ini lebih menekankan pada isi materi yang harus dipelajari daripada proses agar membentuk manusia seutuhnya. Setiap pelajar memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda sehingga keberhasilan pelajar akan tercapai apabila mereka memahami diri dan lingkungannya. Teori humanistic memandang kegiatan belajar merupakan kegiatan yang melibatkan potensi psikis yang bersifat kognitif, afektif, dan konatif. Teori ini merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia dan berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.

Teori humanistic lebih banyak berbicara tentang konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang di cita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Teori humanistic ini memandang bahwa proses belajar harus dimulai dengan memanusiakan manusia. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) humanistic lebih meihat dari sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal positif. Tindakan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan pendidik yang mengikuti aliran humanistic untuk memfokuskan pengajaran pada pembangunan kemampuan positif. Kemampuan positif erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif. Dan emosi adalah karakteristik bagi pendidik yang beraliran humanistic.

Setiap individu memiliki dorongan untuk menjadi dirinya sendiri (to becoming a person). Pelajar pun memiliki dorongan untuk menjadi diri sendiri, karena didalam dirinya terdapat kemampuan untuk mengerti dirinya sendiri, mengatasi masalahnya sendiri, dan menentukan hidupnya sendiri. Inilah sebabnya dalam proses pembelajaran sebaiknya diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan pelajar mengaktualisasi dirinya sendiri. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri. Proses aktualisasi diri berjalan berjalan sejalan dengan perkembangan hidupnya, karena setiap individu dilahirkan disertai potensi tumbuh kembang.

Roger sebagai ahli humanism mengemukakan beberapa prinsip yang penting. Di antaranya (1) Manusia memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah didalam dirinya, dan keinginan mendalam untuk mengekplorasi dan asimilasi pengalaman baru. (2) Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta didik. (3) Belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar (4) Belajar secara patrisipasif lebih efektif daripada belajar dengan pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri (5) Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting (Dakir : 64).

Peran guru dalam pembelajaran humanistic ada menjadi fasilitator bagi peserta didik. Guru memberikan motivasi kepada pelajar untuk mengenai belajar bagi peserta didik. Peserta didik berperan sebagai pelaku utama ((student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Tujuan pembelajaran lebih ke proses daripada hasil belajar. Pembelajaran berdasarkan teori humanistic ini bagus diterapkan. Keberhasilan penerapan ini adalah peserta didik menjadi bergairah, berinisiatif dalam belajar, dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku, dan sikap atas kemauan sendiri. Peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat leh pendapat orang yang mengaturnya.

Selain aliran humanistic  ada juga aliran besar lainya, yaitu aliran konstruktivistik. Teori Konstruktivisme adalah pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan suatu makna dari apa yang telah dipelajari. Sebenarnya konstruktivisme bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang telah dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Hal ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Aliran konstruktivistik berbeda dengan aliran behavioristic, Aliran behavioristic memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia yang membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalama yang telah dialaminya.

Menurut teori konstruktivistik ini, satu prinsip yang mendasar adalah pendidik tidak hanya memberikan pengetahuan kepada pelajar, namun pelajar juga harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide -- ide yang mereka ciptakan sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan siswa anak tangga atau jalan yang membawa siswa ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata -- kata mereka buat sendiri. Pembelajaran yang memenuhi metode konstruktivis sebaiknya memenuhi beberapa prinsip, yaitu : a) menyediakan pengalaman belajar yang menjadikan peserta didik dapat melakukan konstruksi pengetahuan; b) pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan kepada kehidupan nyata; c) pembelajaran dilakukan dengan mengkaitkan kepada kenyataan yang sesuai; d) memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran; e) pembelajaran dilaksanakan dengan menyesuaikan kepada kehidupan social peserta didik; f) pembelajaran menggunakan barbagia sarana; g) melibatkan peringkat emosional peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan peserta didik (Knuth & Cunningham,1996).

Sumber bacaan : Husamah, Yuni Pantiwati dkk. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Muahmmadiyah Malang   Feida Noor Laila. 2020. Teori-teori belajar dalam pendidikan. Edu Publisher

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun