Pendidikan yang berkualitas untuk anak-anak usia dini (jenjang PAUD dan TK) terbukti dapat meningkatkan kemampuan literasi, serta perkembangan sosial-emosional yang baik. Demi menyediakan pendidikan berkualitas, tersedianya guru berkualitas pun terus harus ditingkatkan dan juga fasilitas yang yang di sediakan pihak dari sekolah harus bisa menunjang kinerja daya tangkap anak terlebih lagi di masa pandemi ini.
Masuknya Virus Corona di Indonesia membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarkat mulai dari Kehidupan Kesehatan, ekonomi Sosial, Keagamaan maupun dunia Pendidikan Dampak Virus Corona dalam dunia Pendidikan terlihat pada kebijakan Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga Pendidikan dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Perguruan Tinggi. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan Virus Corona. Diharapkan dengan seluruh lembaga Pendidikan tidak melakukan aktivitas tatap muka. Hal ini menuntut para Pendidik untuk lebih kreatif mengelola Pembelajaran secara Online. Sehingga proses Pembelajaran tetap berlangsung. Tidak terkecuali Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Guru harus dituntut lebih kreatif, dalam mengelola Pembelajaran dimasa Pandemi Covid-19 ini.
Melihat kondisi sistem Pembelajaran saat ini banyak ditemui dilapangan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang belum memungkinkan untuk melakukan sistem belajar secara Online atau Jarak Jauh dikarnakan banyak kendala dan belum mampunya Anak-anak atau Orang Tua dalam mengoperasikan Gedget atau Media Teknologi dan masih banyak kendala lainnya.
Salah satunya Taman kanak kanak Asy-Syiffa Ciumbuleit Bandung, yang dimana anak anak masih tetap merasakan sistem belajar mengajar walau harus memakai masker demi mematuhi prokes dari pemerintah, Dalam laporan “Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak” per 24 Juni 2020 oleh Satgas Penanganan Covid-19, proporsi yang terpapar di kelompok usia anak ini cukup besar, Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, sebanyak 12,6% (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak. Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23%) dan 13-15 tahun (19,92%), Namun, berdasarkan persentase angka kematian, korban Covid-19 pada pada anak justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22%) dan 3-6 tahun (0,19%).
Selain itu juga metode yang di berikan Taman kanak kanak adalah untuk belajar dirumah bersama orang tua agar tidak terlalu monoton untuk selalu masuk kelas seperti belajar online yang tentu nya harus di dampingi oleh orang tua, Tidak bisa dipungkiri, salah satu sifat anak-anak adalah mereka sangat mudah untuk berubah pikiran dan berubah suasana hatinya. Hal tersebut dikarenakan anak usia dini belum bisa mengontrol diri dengan baik. Kebanyakan dari mereka belum bisa berkomunikasi dengan lancar dan menyampaikan apa yang dirasakan. Hal ini masih ditambah faktor atmosfir belajar anak yang tiba tiba berubah, dari yang biasanya dilakukan bersama teman dengan penuh warna dan kreativitas, sekarang harus dilakukan sendiri dan kurang menarik.